Lihat ke Halaman Asli

Royal Wedding GKR Bendara dan KPH Yudanegara (Laporan Pandangan Mata)

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_137871" align="aligncenter" width="639" caption="Ribuan orang memadati Kilometer Nol kota Yogyakarta menunggu kirab penganten puteri Sultan HB X"][/caption] Ribuan orang dari berbagai penjuru DIY menuju kilometer nol, titik terdekat yang akan dilalui kereta kuda yang akan membawa pasangan pengantin Keraton Yogyakarta GKR. Bendara dan KPH Yudanegara. Berita di koran yang menyebutkan bahwa akses menuju kilometer nol akan ditutup pada pukul 15.00 WIB mendorong orang-orang untuk berangkat lebih awal agar dapat memarkir kendaraan sedekat mungkin dengan lokasi. Lahan parkir kendaraan di seputar kilometer nol dari sejak Kantor Pajak, Bank Indonesia, kantor Pos Besar, BNI hingga depan PKU Muhammadiyah penuk sesak dengan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. [caption id="attachment_137863" align="aligncenter" width="638" caption="Para fotografer bersiap2 mencari angle terbaik"][/caption] [caption id="attachment_137866" align="alignleft" width="300" caption="Kereta penganten yang mengangkut kedua mempelai disesaki oleh ribuan warga yang ingin mendekat dan memberikan ucapan selamat"][/caption] Tanggal 18 Oktober 2011 menjadi hari yang istimewa bagi Yogyakarta karena Sultan HB X mengadakan pesta pernikahan putri bungsunya. Rakyat DIY dari yang tua hingga anak-anak yang ingin menyaksikan dari dekat sudah mengular sejak siang hari. Ratusan pedagang angkringan disediakan khusus bagi masyarakat tanpa dipungut biaya alias gratis. Tepat di sudut Beteng Vredeburg didirikan panggung yang menampilkan tari-tarian dan ragam kesenian untuk memeriahkan pesta pernikahan tersebut. Kirab penganten yang akan melalui jalan Malioboro tersebut memang sengaja dilakukan sore hari agar tidak mengganggu aktifitas pasar Beringharjo yang merupakan pusat denyut nadi ekonomi Kota Yogyakarta. [caption id="attachment_137865" align="alignright" width="300" caption="Seorang warga dengan HP berusaha mengabadikan kedua mempelai dengan kamera HP"][/caption] Tepat pukul 16.00 kereta yang ditumpangi kedua mempelai keluar beriringan dari Keraton menuju bangsal Kepatihan kantor Gubernuran. Orang-orang yang berdiri memadati jalur jalan dari Keraton hingga jalan Malioboro hiruk pikuk berteriak-teriak sembari melambai-lambaikan tangan. Kedua mempelai tampak sumringah dan membalas lambaian tangan masyarakat yang bercucuran keringat menanti kedatangan mereka. Padatnya jalanan oleh masyarakat membuat waktu tempuh kereta kuda yang hanya berjarak 1,5 km molor menjadi 1,5 jam. Matahari sudah tenggelam saat kirab pengantin usai. Tapi pesta belumlah usai. Sebagian warga masih menikmati suguhan atraksi kesenian dan menikmati indahnya malam di kilometer nol. Selamat menempuh hidup baru Gusti Kanjeng Ratu Bendara dan Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara! Semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rohmah. [caption id="attachment_137869" align="aligncenter" width="300" caption="Atraksi kesenian di sudut beteng Vredeburg turut memeriahkan pesta"][/caption] [caption id="attachment_142448" align="aligncenter" width="300" caption="Sebuah pesta yang lain di Kilometer Nol Kota Yogyakarta menyemarakkan pesta pernikahan puteri Raja"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline