Setelah mengarahkan wajahku ke arah barat, kedua kakinya yang besar menginjak rapat kedua kakiku yang terikat. Tangan kirinya memegang kedua pangkal ketiakku. Setelah mengucapkan doa, kilatan tajam pisau yang baru diasah itu menyentuh leherku. Mula-mula perih, lalu rasa sakit yang tak tertahankan. Aku mengejang, meronta semampuku. Setelah itu gelap.