Lihat ke Halaman Asli

Fadhil Nugroho Adi

Penulis Paruh Waktu

Penebar Hoaks, Si Pengidap Mythomania Akut

Diperbarui: 24 Mei 2019   01:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

realwealthbusiness.com

Beberapa bulan terakhir, Indonesia sedang dilanda sebuah virus yang sulit diredam penyebabnya. Meski sejumlah instansi getol mengeluarkan berbagai program untuk memberantas virus ini, toh nyatanya persebarannya belum mau berhenti. Malahan semakin parah. Akibatnya, anak-anak bangsa yang sudah terjangkit virus ini berperan secara tidak langsung merobohkan persatuan dan kesatuan negerinya sendiri. Yang tertular, akan menjadi penyebar baru.

Virus satu ini banyak dikenal dengan istilah "hoaks". Entah siapa yang pertama kali mempopulerkan wabah penyakit ini, yang jelas, hoaks makin menjamur dalam beberapa tahun belakangan. Terutama sejak sosial media menjadi bahan konsumsi yang lebih utama ketimbang media mainstream yang menyajikan fakta.

Hoaks yang bermunculan pun beragam. Dari hoaks dengan tingkat bahaya paling ringan sampai yang paling tinggi. Terakhir, gara-gara hoaks, keamanan ibu kota terancam. Gedung KPU dan Bawaslu digeruduk massa yang kurang puas dengan hasil Pemilu 2019. 

Provokator dan para penunggang kepentingan ramai-ramai memanfaatkan momentum tersebut untuk menebar ketakutan. Hoaks-hoaks baru ramai berseliweran, sampai akhirnya Kemkominfo turun tangan mematikan akses internet berbagai platform sosial media.

Untuk memangkas hoaks agar tidak makin menggila, perlu diketahui apa penyebab utama si biang keladi ini sering membuat onar tanpa merasa bersalah. Sebab pada umumnya, seseorang yang berbohong, akan terus dirundung penyesalan di sepanjang hidupnya. 

Apalagi membuat kebohongan dan menyebarkannya. Maka tidak berlebihan kalau hobi gemar berbohong diidentikkan sebagai penyakit, yang di dunia kedokteran dikenal dengan Mythomania. Dan parahnya, penderita penyakit ini akan terus berbohong sepanjang hidup untuk menutupi kondisi dirinya.

Setidaknya ada dua kategori penderita Mythomania, yaitu ringan dan akut. Pengidap penyakit ini yang masih dalam tahap ringan biasanya hanya menceritakan cerita karangan yang tidak berdampak besar bagi orang lain dan hanya untuk mendapatkan perhatian. 

Namun bagi mereka yang memang sudah mengalami permasalahan mental akut, di mana kepribadiannya sudah cenderung memanipulasi segala hal, akan mudah berinteraksi sosial dengan cara membual. 

Jadi bisa dibilang, pembuat dan penebar hoaks yang tidak kenal lelah itu telah mengidap Mythomania akut.  Senada seperti apa yang dikatakan para ahli dari Instituto Mexicano Social, bahwa Mythomania terjadi karena harga diri penderita yang rendah. Sehingga dengan membuat kebohongan tersebut, penderita akan mendapat perhatian yang lebih dari orang sekitar.

Dan ternyata, faktor kegagalan dalam hidup, khususnya masalah keluarga, menjadi faktor utama seseorang bisa terjangkit penyakit ini. Mereka akan puas saat melakukan kebohongan mengenai sesuatu yang mereka impikan dicampur dengan fakta yang ada. Berikut ini adalah ciri-ciri penderita mythomania, antara lain:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline