Pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung membengkak biayanya dari 5,5 miliar dolar Amerika Serikat ke hampir 8 miliar dolar Amerika Serikat, atau setara 70 triliun rupiah ke 114 triliun rupiah. Ini berarti ada kenaikan 2,5 miliar dolar Amerika Serikat.
Kita sebagai masyarakat biasa tentu awalnya tenang-tenang saja karena Proyek Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini seperti kata bapak Presiden bersifat Business to Business tidak Governmen to Governmen. Proyek ini tidak akan merugikan negara karena dulu kata Presiden tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Tetapi kini karena biayanya membengkak dan kemampuan BUMN terbatas, terpaksa mengunakan APBN.
Menurut Pengamatan Politik Said Didu disitulah China tidak tahu, kalau kita punya Presiden yang Genius.
China menaikkan harga tidak masalah bagi Presiden kita yang Genius. Tinggal tutup saja dengan APBN selesai.
Kalau di hitung harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung nantinya sekitar 400.000 rupiah. Dalam satu hari diperkirakan 17 trip. Dan kalau diasumsikan selalu penuh, dalam satu hari kereta cepat Jakarta-Bandung akan menghasilkan 240 juta per trip atau per harinya sekitar 4 milyar rupiah.
Untuk balik modal saja dibutuhkan sekitar 100 tahun. Itu dengan asumsi Kereta Cepat ini selalu penuh, tidak pernah libur dan baru dihitung modalnya saja, belum termasuk bunganya.
Tetapi walaupun balik modal membutuhkan 100 tahun lebih, karena Presiden kita Genius, No Problem. Lanjut terus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H