Lihat ke Halaman Asli

Fadhillah Piliang

Programer komputer yang suka menulis dari saat kuliah

Kereta Cepat Makin Membebani Negara

Diperbarui: 12 Oktober 2021   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung (luhut.panjaitan)

Presiden Joko Widodo baru-baru ini menunjuk Luhut Binsar Panjaitan sebagai Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Tugas komite ini adalah menyepakati atau menetapkan langkah yang perlu diambil untuk mengatasi bagian kewajiban perusahaan patungan dalam hal terjadi masalah kenaikan atau perubahan biaya (cost overrun) proyek kereta cepat antara Jakarta dan Bandung.

Kita sebagai masyarakat biasa tenang-tenang saja karena Presiden Joko Widodo berulang-ulang menegaskan proyek Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung memakai sistem Business to Bussines tidak ada memakai  Government to Governmen. Jadi menurut bapak Presiden negara tidak dirugikan.

Tetapi sekarang beliau mengatakan penggunaan APBN berarti tidak business to business lagi tapi sudah memakai Governmen to Gobernmen.

Bahkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini telah mengabaikan AMDALdan keluhan masyarakat setempat yang dilalui Kereta Cepat itu

Sesungguhnya awalnya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung studi kelayakan dibuat pihak Jepang dengan  anggaran 6,2 miliar dolar Amerika Serikat.

Pihak Jepang juga menambahkan Proyek ini tidak layak.

Kemudian datang studi dari China yang mengatakan proyek ini layak. Pihak China menganggarkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung hanya sebesar 5,5 miliar dolar Amerika Serikat, tatapi kemudian membengkak menjadi 8,6 Miliar dolar atau sekitar 12 triliun rupiah ( lebih mahal dari Jepang).

Di daerah asalnya Proyek Kereta Cepat ini selalu merugi.

Seperti di Jepang dan China, makanya Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa tidak mau dengan proyek Kereta Cepat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline