Belum lama ini Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali marah-marah pada kunjungan kerja ke Provinsi Gorontalo.
Mantan Walikota Surabaya ini marah-marah sambil menunjuk-nunjuk kepada seorang pendamping Program Keluarga Harapan atau PKH. Tak hanya itu, bahkan sempat terlontar kata 'tembak' dari mulut Risma yang ditujukan kepada petugas pendamping PKH tersebut
Akibat aksi marah-marahnya itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie tersinggung dan minta Presiden Joko Widodo mengaveluasi mantan Walikota Surabaya ini.
Masih hangat dalam kepala kita aksi marah-marah Tri Rismaharini, Menteri Sosial ini kembali mencuri perhatian dengan dengan aksinya menyapu makam Syekh Burhanudin Ulakan Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Kendati puluhan bahkan ratusan orang terus mengerubungi ibu Rima sedang menyapu tetapi mantan Wali Kota Surabaya itu tetap meneruskan pekerjaannya.
Kalau Ibu Menteri ini hanya bisanya marah dan nyapu ini berarti kemahalan di gaji dan fasilitasnya.
Seperti kita ketahui seorang mentari dapat gaji plus tunjangan plus fasilitas yang sangat besar. Mungkin lebih baik gaji tukang marah dan tukang sapu, yang tentunya gajinya tidak sebesar gaji Menteri. Kemahalan digaji ibu!!!!
Harusnya sebagai seorang Menteri yang bisa dinilai adalah kinerjanya, bukan drama marah-marah dan menyapunya.
Kalau hanya menyapu, mungkin petugas kebersihan lebih pintar dari ibu Mentari dan gaji plus tunjangannya tidak sebesar seorang Menteri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H