Beberapa hari ini kita dihebohkan dengan dua sosok pria yang bernama Moeis.
Yang pertama adalah Emir Moeis. Emir Moeis adalah eks terpidana kasus korupsi di zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelah menjalani hukumannya Emir Moeis mendukung Pemerintah Joko Widodo. Walaupun berstatus mantan narapidana koruptor, tetapi kesetiaannya diganjar Menteri BUMN, Erick Thohir dengan jabatan Komisaris PT Pupuk Iskandar Muda, anak usaha BUMN PT Pupuk Indonesia.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Menteri BUMN mengangkat eks narapidana koruptor jadi komisaris sebuah anak usaha BUMN. Kita ngak tahu apakah Erick Thohir tidak melihat rekam jejaknya, atau kesetiaan Emir Moeis memang sudah sangat pantas diganjar jabatan komisaris.
Nama Moeis yang kedua adalah Abdul Muis. Abdul Muis adalah Ketua HMI yang berencana memimpin demo ke istana Jumat yang lalu (06/08/2021).
Aksi demo itu dibatalkan karena kantor pusat HMI di jalan Sultan agung Jakarta dijaga ketat aparat keamanan, yang mengakibatkan anggota HMI tidak bisa keluar.
Aksi itu tadinya akan dilakukan karena HMI menilai Presiden dan Wapres Jokowi-Ma'ruf Amin yang dihadapkan pada krisis Covid-19 gagal memenuhi hak-hak masyarakat.
Walaupun ngak sempat melakulan aksinya, tetapi dikabarkan Abdul Muis menghilang.
"Sampai detik ini, keberadaan Pj Ketua Umum Muis belum diketahui," kata Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda PB HMI pimpinan Abdul Muis Amiruddin, Rich Ilman Bimantika, kepada wartawan, Jumat (6/8/2021).
Memang Abdul Muis dan Emir Moeis, walaupun sama-sama bernama Moeis, tetapi nasibnya jauh berbeda. Yang satu diangkat jadi komisaris, walau berstatus mantan narapidana koruptor, yang satu hilang ngak tahu rimbanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H