Lihat ke Halaman Asli

Fadhila Unsa Ramadhani

Universitas Tidar

Harga Jagung Tinggi, Negara Untung atau Buntung?

Diperbarui: 30 April 2024   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.app.goo.gl/vhvEicY3nsUgrY927Input sumber gambar


Oleh: Dyah Tri Murti dan Fadhila Unsa Ramadhani

 

Pakan menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi kelangsungan usaha peternakan, salah satunya jagung. Jagung merupakan pakan unggas yang tinggi protein, sehingga sangat diperlukan untuk pakan unggas, terkhusus ayam. Jagung dengan kualitas yang baik dan harga yang murah akan menjadi incaran para peternak. Namun, kenyataanya harga jagung yang terus naik, seakan mencekik peternak. Harga jagung yang tinggi seperti mata uang yang memiliki dua sisi, dimana dapat menguntungkan petani maupun negara jika mampu mengekspor, namun juga dapat menjadi pisau tajam bagi peternak.

Harga jagung yang terus menanjak dapat disebabkan beberapa hal diantaranya jumlah produksi atau ketersediaan yang terbatas, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan yang ada. Jika hal tersebut terjadi tentu saja akan berakibat kelangkaan dan kenaikan harga yang cukup menajam, selain itu impor jagung akan semakin banyak jumlahnya. Ketersediaan jagung tentu sangat berkaitan dengan produksi dalam negeri, dimana hal tersebut dipebgaruhi oleh musim dan cuaca selama penanaman. Jagung sebaiknya ditanam saat musim panas dimana suhu tanah mencapai titik tertentu. Apabila jagung ditanam saat musim penghujan tentu saja akan menghambat pertumbuhan yang mana juga dapat gagal tumbuh dan panen.

Selain faktor alam, peran pemerintah dan masyarakat setempat yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi jagung sangat penting. Jika produksi jagung dalam negeri belum optimal untuk memenuhi kebutuhan peternak, tentu saja untuk memiliki cadangan jagung akan sulit. Apabila tidak memiliki cadangan atau stok jagung yang dapat memenuhi kebutuhan apabila produksi tidak mencapai ketentuan tentu akan terjadi kelangkaan. Jika hal tersebut terjadi pemerintah akan merasa kesuitan dalam menentukan solusi, apabila cadangan jagung juga tidak tersedia. Produksi jagung yang belum optimal diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya lahan yang dimiliki petani desa masih terbatas, sehingga produksi kurang maksimal. Kesulitan mendapatkan bibit jagung yang kualitasnya bagus mejadi salah satu indikator produksi jagung yang rendah.

Ketersediaan jagung memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak saat ini dipengaruhi oleh harga jagung dimana jagung yang dipakai untuk pakan ternak harus diimpor padahal jagung memakan biaya hampir 70% dari ongkos produksi pakan ternak, sehingga dengan kondisi seperti itu akan memberatkan peternak kecil maka dampaknya akan dirasakan yaitu harga daging ayam dan telur meningkat. Permasalahannya tidak semua jagung dalam negeri memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan pabrik, terutama kandungan alfatoksin yang tinggi pada jagung dalam negeri. Selain itu, juga kadar air jagung dalam negeri tidak memenuhi syarat produksi untuk bahan baku pakan ternak dimana jagung dalam negeri airnya tinggi dan sistem penyimpananannya kurang baik sehingga jagung dalam negeri memiliki jamur dan tidak bisa disimpan dalam jangka waktu yang dibutuhkan oleh pabrik. Padahal permintaan jagung untuk industri sangatlah tinggi. Kadar air yang tinggi salah satu penyebabnya yaitu musim penghujan karena biasanya musim panen raya terjadi pada musim penghujan, sehingga petani sangat kesulitan dalam hal pengeringan untuk dapat memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan industri. Untuk mengatasi masalah ini, petani perlu diberikan pengetahuan dan pemahaman cukup baik dalam hal pasca panen, meliputi pemanenan seperti pemilihan waktu panen yang tepat, pengeringan dan pemipilan agar mendapatkan jagung yang bermutu. Di samping itu risiko yang cukup krusial pada tingkat petani adalah risiko fluktuasi harga dan risiko kurangnya akses informasi pasar. Risiko ini terjadi akibat dari kebiasaan petani yang menanam jagung secara tradisional artinya tidak menggunakan jadwal tanam yang memperhatikan kebutuhan dan ketersediaan jagung pasar, sehingga harga jagung cenderung fluktuatif karena ketersediaannya yang tidak pasti dan tersedia melimpah. Hal ini dapat menyebabkan produksi jagung menurun sehingga jagung ditampung oleh pengepul sampai harga jagung menjadi tinggi. Dengan adanya strategi tersebut menjadi keuntungan bagi pengepul.

Dari beberapa faktor atau penyebab yang menyebabkan harga jagung yang tinggi terdapat beberapa alternatif penyelesaian. Bantuan lahan atau hibah tanah yang diberikan oleh pemerintah kepada petani (kelompok tani/ gabungan kelompok tani) unuk mengembangkan tanaman jagung. Bantuan atau hibah tanah sangat membantu dan mendorong para petani jagung agar jumlah produksi tinggi. Jika jumlah produksi tinggi kebutuhan jagung sebagai pakan ternak dapat terpenuhi secara merata dengan harga yang terjagkau sesuai standar yang telah ditetapkan. Selain hibah tanah, bantuan bibit jagung yang berkualitas baik tentu sangat berperan penting dalam meghasilkan jagung yang berkualitas baik. Jika bibit yang digunakan baik kualitasnya diharapkan mampu menghasilkan jagung dengan nilai gizi yang tinggi dan tingkat keberhasilan tanam yang bagus. Apabila hal tersebut terlaksana, ketersediaan jagung dalam negeri diharakan mampu memenuhi kebutuhan peternak, sebagai cadangan serta mampu mengekspor jadung ke luar negeri, sehingga dapat menigkatkan devisa negara.

Pemasaran jagung hingga sampai ke tangan peternak (konsumen) tentu menjadi perhatian utama. Upaya yang dapat dilakukan unutk memperpendek rantai pasok yaitu petani jagung dapat membangun kemitraan strategis hulu hilirdan investasi pangan. HaL ini untuk meminimalisir tindak kecurangan oknum tidak betanggung jawab yang ingin menimbun jadung, sehingga terjadi kelangkaan dan harga akan tinggi. Peran pemerintah juga diperlukan sebagai pusat petani untuk mendistribusikan hassil jagung yang mana disalurkan ke peternak. Jika rantai pasok tidak terlalu Panjang maka harga jagung akan cenderung terjangkau sesuai standar yang telah ditetapkan dan stabil, serta meminimalisir terjadinya penimbunan jagung yang dapat menyebabkan kelangkaan.


Oleh: Dyah Tri Murti dan Fadhila Unsa Ramadhani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline