Lihat ke Halaman Asli

Menerabas Hujan dari Cilacap ke Jogja Lewat Pansela

Diperbarui: 16 April 2024   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Minggu 14 April 2024 merupakan hari ke 4 Lebaran 2024 yang bertepatan pada Rabu 10 April 2024. Pada hari itu kami memutuskan untuk mengambil perjalanan menuju Yogyakarta dari kota kelahiran kami yaitu Kota Cilacap. 

Pukul 15.30 WIB dari depan rumah terlihat suasana langit yang sangat gelap, mendung, dan sudah dapat dipastikan akan turun hujan di arah timur. Sehingga berbagai peralatan kami siapkan untuk berjaga- jaga ketika nanti hujan telah turun. 

Mulai dari mantel kelelawar berwarna coklat untuk pengemudi dan mantel berwarna biru untuk pembonceng, lalu dilengkapi dengan mantel celana berwarna hitam agar celana tidak basah bagi pembonceng. Satu tas ransel besar yang berada di atas dek motor dibungkus dengan kresek besar berwarna hitam. 

Kami membawa total 1 tas ransel berisi laptop, 1 tas ransel berisi jajan dan mantel, 1 tas ransel besar berisi pakaian, dan 1 tas selempang yang dipakai pembonceng berisi dompet dan handphone. Semua mantel dimasukan ke dalam tas ransel yang dibawa pembonceng guna memudahkan kami jika hujan mulai turun. 

Ketika sampai di perempatan lampu merah Stadion Wijaya Kusuma Cilacap, kami melihat ada pengemudi motor yang sedang tergeletak di pinggir jalan bersama anak kecil karena telah terjadi kecelakaan. Terdapat 3 motor yang sedang berhenti di dekatnya dan 1 orang sedang mengecek kondisi salah satu motornya. 

Gerimis mulai turun di kecamatan Adipala sekitar 17 kilometer atau 25 menit perjalanan yang sudah dilalui dari start kami. Ketika memasuki kecamatan Kroya hujan mulai deras dan mengharuskan kami berhenti sejenak untuk menggunakan mantel. 

Hujan deras membasahi kami, banyak pengemudi roda 2 yang menepi untuk sekedar memakai mantel dan berteduh menghindari derasnya hujan. 

Hujan mulai reda dan kondisi jalan lumayan ramai di kecamatan Gombong Kebumen khususnya di dekat RS PKU Muhammadiyah Gombong. Beberapa kali kami harus menyusup di antara mobil, truk, dan bus untuk bisa tetap jalan karena terjadi kemacetan. 

Walaupun pinggul sampai kaki sudah cukup pegel namun harus tetap berhati-hati agar pengemudi tetap bisa menyeimbangkan motor pada saat menyusup diantara kendaraan besar.

Langit sudah terlihat gelap karena mulai malam, udara terasa lebih dingin karena baru diterpa hujan, dan gerimis masih terjadi ketika melewati Jalan Petanahan - Karanganyar yang selanjutnya akan melewati Jalur Pantai Selatan Jawa atau biasa disebut dengan Jalur Pansela. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline