Lihat ke Halaman Asli

Fadhilah Nur Hanifah

Mahasiswa IAIN Ponorogo

Mengakhiri Bullying dengan Kesetaraan Gender: Membangun Lingkungan Sekolah yang Aman dan Inklusif bagi Semua

Diperbarui: 30 Maret 2024   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ketika kita membicarakan masalah bullying di lingkungan sekolah, seringkali kita lupa untuk menyadari bahwa kesetaraan gender juga turut berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua siswa. Bullying yang didasari oleh ketidaksetaraan gender seringkali terjadi tanpa disadari, namun dampaknya bisa sangat merusak bagi korban.

Sebagai contoh kasus nyata, kita dapat melihat seorang siswi yang sering menjadi korban bully karena dianggap tidak "laki-laki" seperti yang seharusnya. Siswi tersebut selalu diejek dan dicemooh oleh teman sekelasnya karena gaya berpakaiannya yang dianggap "feminin". Hal ini tidak hanya merugikan secara emosional bagi siswi tersebut, namun juga dapat berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

Menurut data dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh UNESCO, 1 dari 3 anak di seluruh dunia mengalami bentuk bullying selama masa sekolah. Dan dari data tersebut, 60% korban bullying adalah perempuan. Hal ini mengindikasikan bahwa kesetaraan gender memang masih menjadi isu yang serius dalam dunia pendidikan.

Untuk mengakhiri bullying dengan kesetaraan gender dan membangun lingkungan sekolah yang aman dan inklusif bagi semua, kita perlu terlibat aktif dalam mempromosikan kesetaraan gender di sekitar kita. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari:

1. Edukasi diri sendiri tentang pentingnya kesetaraan gender dan dampak bullying terhadap korban.
2. Ajak teman-teman atau keluarga untuk berdiskusi secara terbuka tentang isu-isu kesetaraan gender.
3. Jangan diam jika melihat ada kasus bullying berdasarkan ketidaksetaraan gender, segera laporkan kepada pihak yang berwenang.
4. Saling mendukung sesama siswa untuk merasa aman dan nyaman di lingkungan sekolah.
5. Ajak semua pihak di lingkungan sekolah, mulai dari guru hingga orang tua, untuk bersama-sama membangun lingkungan yang inklusif dan menghormati kesetaraan gender.

Dengan kesadaran dan tindakan nyata dari setiap individu, kita dapat menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif bagi semua siswa, tanpa terkecuali. Mari bersama-sama berkomitmen untuk mengakhiri bullying dengan kesetaraan gender dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline