Lihat ke Halaman Asli

Fadhilah Musthofa

Universitas Diponegoro

Pelestarian Budaya melalui Pembuatan Booklet Toponimi Desa

Diperbarui: 19 Agustus 2024   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Toponimi Terpasang di SD.dokpri

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Diponegoro yaitu Fadhilah Musthofa di Desa Gilirejo, Wonosamodro, Boyolali, telah mencapai salah satu tujuannya, yaitu pembuatan booklet toponimi desa. Program ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan memperkenalkan nama-nama tempat di desa tersebut beserta sejarah dan maknanya kepada masyarakat luas.

Kegiatan pembuatan booklet toponimi desa ini dimulai dengan tahap pengumpulan data. Mahasiswa KKN melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tertulis yang ada di desa. Setelah data terkumpul, mahasiswa melakukan verifikasi dan validasi informasi untuk memastikan keakuratannya. Selanjutnya, data yang telah diverifikasi diolah dan disusun dalam bentuk booklet. Proses penyusunan booklet melibatkan desain grafis untuk membuat tampilan booklet menarik dan mudah dibaca.

Penyerahan Booklet dan Poster ke Pihak Desa./dokpri

Booklet Toponimi ini selanjutnyajuga dicetak dalam bentuk poster dan di pasang dibeberapa titik seperti kantor desa, SD, dan warung makan supaya dapat dilihat oleh banyak warga. Booklet ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber informasi, tetapi juga sebagai media edukasi bagi generasi muda untuk mengenal lebih dalam tentang sejarah dan budaya desa mereka. Selain itu, booklet ini diharapkan dapat menjadi salah satu daya tarik wisata bagi Desa Gilirejo. Dengan adanya booklet toponimi, wisatawan yang berkunjung dapat lebih memahami dan menghargai kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh desa ini.

Program pembuatan booklet toponimi desa ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa KKN dalam mendukung pelestarian budaya lokal. Diharapkan, program ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa dalam rangka menjaga dan memperkenalkan warisan budaya mereka kepada dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline