Lihat ke Halaman Asli

FADHILAH ISNANI ARYARTINI

Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga

Investasi Masa Depan: Peran Kafe dalam Membudayakan Minat Baca di Kalangan Gen Z

Diperbarui: 27 Desember 2024   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Library Coffee & Pastries Surabaya

Maraknya tren "bookstagram" dan "booktok" menunjukkan bahwa minat baca pada kalangan generasi muda terutama GenZ belum sepenuhnya hilang. Namun, tantangannya adalah bagaimana mengubah minat baca tersebut menjadi kebiasaan membaca yang berkelanjutan. Kafe dengan suasana yang mendukung produktivitas dan kreativitas, bisa menjadi jawabannya. Saat ini, kafe bukan hanya tempat untuk mengonsumsi makanan dan minuman, tetapi juga menjadi ruang ketiga antara rumah dan tempat bekerja, di mana bisa menjadi tempat bersantai, berinteraksi, mengerjakan tugas, bekerja, termasuk membaca buku.

Kafe menawarkan fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan perpustakaan konvensional. Pengunjung kafe bisa memilih utuk membaca buku sambil menikmati minuman favorit mereka, atau berganti aktivitas dengan mengerjakan tugas atau berdiskusi dengan teman. Selain itu, kafe juga menyediakan berbagai fasilitas pendukung seperti toilet yang bersih, tempat duduk yang nyaman, bahkan ruang meeting kecil untuk kelompok belajar.

Sedangkan, Perpustakaan Konvensional, dengan deretan rak buku yang banyak dan suasana yang hening, seringkali dianggap membosankan dan kurang menarik bagi generasi muda. Selain itu, dengan sistem katalog yang konvensional dan keterbatasan koleksi digital, dianggap kurang praktis dan tidak mengikuti perkembangan zaman.

Dinas Perpustakaan & Kearsipan Sidoarjo

Menggabungkan kafe perpustakaan dengan sistem perpustakaan digital adalah langkah revolusioner dalam dunia literasi. Konsep ini menawarkan pengalaman membaca yang lebih dinamis dan personal. Pengunjung dapat menjelajahi koleksi buku fisik di rak-rak kafe, sambil juga mengakses jutaan judul buku digital melalui perangkat mereka. Dengan demikian, kafe tidak hanya menjadi tempat bersantai, tetapi juga menjadi gerbang menuju dunia pengetahuan yang tak terbatas. 

Meskipun konsep kafe perpustakaan yang terintegrasi dengan sistem digital menawarkan banyak manfaat, namun juga terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah biaya investasi yang cukup tinggi untuk membangun infrastruktur teknologi yang memadai. Selain itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten untuk mengelola sistem digital dan memberikan layanan kepada pengguna. Namun, dengan perencanaan yang matang dan dukungan dari berbagai pihak, tantangan-tantangan ini dapat diatasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline