Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Covid-19 terhadap Reabilitas Tes

Diperbarui: 6 Juni 2021   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hingga saat ini Indonesia masih dilanda musibah Covid-19, tak hanya di Indonesia saja yang masih terkena musibah ini, tetapi negara-negara lain juga turut merasakan musibah ini. Banyak sekali yang terkena dampaknya, salah salah satunya dalam segi pendidikan. Semenjak pandemi ini, pemerintah menghimbau para warganya untuk tetap berdiam diri dirumah, dan tentu saja sekolah dilakukan secara online demi kebaikan bersama. Walaupun tetap diadakan pembelajaran online tetapi tidak membuat pendidikan di Indonesia kian membaik, salah satu permasalahannya ada pada saat keberlangsungan sebuah tes. Sekarang- sekarang ini ada beberapa sekolah yang melangsungkan tes di sekolahnya masing-masing dengan mengikuti protokol yang ada, tetapi masih banyak juga sekolah-sekolah yang melangsungkan tes dirumah. Hal ini sangat mempengaruhi reabilitas sebuah tes. 

Menurut Sudjana (2005:16), Reabilitas adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Maksudnya adalah sebuah tes dapat dikatakan memiliki kepercayaan yang tinggi jika hasil dari sebuah tes tersebut tetap. Dan jika hasilnya berubah-ubah, perubahan ini dapat dikatakan tidak berarti. Misalnya, nilai siswa A lebih tinggi dari nilai siswa B, maka di ujian selajutnya dengan tes yang tidak jauh berbeda, nilai A akan tetap lebih tinggi dari nilai B, hal inilah yang dimaksud dengan reabilitas. Tetapi jika berubah, reabilitas sebuah tes ini dapat dikatakan tidak memiliki kepercayaan yang tinggi.

Sebelum pandemi, faktor-faktor yang mempengaruhi reabilitas tes yang sering terjadi ada pada saat pembuatan butir-butir soal atau penyelenggaraan sebuah tes. Tapi karena Covid-19 ini, permasalahan sebuah tes semakin meningkat, misalnya siswa akan lebih malas untuk belajar karena jawaban tes bisa dicari di internet. Suasana yang beragam juga mempengaruhi sebuah tes, misalnya sebelum pandemi nilai Budi lebih tinggi dari Rio, tapi selama pandemi ini nilai Budi lebih rendah dari Rio, hal ini bisa jadi karena lingkungan tempat tinggal Budi jauh lebih berisik dari Rio. Seperti yang dikatakan Sukardi (2008:51-52), koefisien reabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaraan tes-retes. Jadi, jika hal ini terus berulang, maka reabilitas tes akan terus memiliki kepercayaan yang rendah. Oleh karena itu, demi mencapai reabilitas yang tinggi, pihak sekolah diharapkan mampu melaksanakan tes di sekolahnya masing-masing.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline