Lihat ke Halaman Asli

Fadhilah NurAini Putri

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa UNNES Giat 5 Kunjungi Potensi UMKM Kontulir di Desa Bandarsedayu

Diperbarui: 21 Juli 2023   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pribadi

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) berperan penting dalam perekonomian suatu negara. Mereka tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Di banyak negara, termasuk di Indonesia, UMKM juga memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan ekonomi di tingkat desa. Salah satu contoh keberhasilan pengembangan UMKM berbasis desa adalah di desa-desa yang tersebar di seluruh Indonesia. Desa-desa ini seringkali memiliki sumber daya alam dan keterampilan lokal yang unik, yang dapat diolah menjadi produk-produk bernilai tambah. Dengan memanfaatkan potensi ini, UMKM di desa-desa tersebut mampu memberikan kontribusi nyata dalam mengangkat taraf hidup masyarakat setempat dan mengurangi kesenjangan ekonomi antara perkotaan dan pedesaan.

Di desa Bandarsedayu terdapat UMKM yang cukup terkenal. Usaha tersebut ialah kontulir, kontulir produksi Desa Bandarsedayu bernama "Keripik Singkong Wafi" dan sudah memiliki izin usaha serta bersertifikat halal. Usaha kontulir berdiri sejak tahun 2020, meskipun baru berjalan tiga tahun usaha milik Bapak Mufid ini terhitung sukses dan berkembang pesat. Bahan dasar berupa singkong diperoleh dari hasil kebun sendiri dan suplai dari petani singkong di Desa Bandarsedayu. Pembuatan keripik singkong masih menggunakan metode sederhana yaitu menggunakan kayu bakar dalam proses penggorengannya. Produksi kontulir dilakukan setiap hari, dimana satu kali produksi kontulir dapat menghabiskan sebanyak satu kwintal singkong. Setiap hari usaha Pak Mufid ini dapat memproduksi sebanyak 100 kemasan keripik kontulir dengan berat 400 gram per kemasannya. Untuk pemasarannya, produk kontulir ini di jual ke beberapa wilayah di Magelang diantaranya Kecamatan Windusari, Salaman, Payaman hingga Semarang. Produk ini dijual dengan harga Rp10.000/kemasan.

Rabu, 5 Juli 2023, mahasiswa UNNES GIAT 5 melakukan observasi pada usaha milik warga Desa Bandarsedayu. Observasi ini bertujuan untuk mengenalkan dan mengangkat potensi UMKM di Desa Bandarsedayu. Mahasiswa GIAT 5 juga melakukan pendampingan secara berkala dengan cara melakukan promosi online melalui media sosial Instagram kemudian nantinya akan dipromosikan secara langsung melalui pameran kuliner dan kesenian di acara Expo Giat 5 Universitas Negeri Semarang.

Dalam melakukan observasi mahasiswa UNNES GIAT 5 turut serta dalam membantu pembuatan keripik kontulir. Mulai dari mencari bahan baku, proses penggorengan, sampai melakukan pengemasan produk kontulir. Salah satu hal yang membedakan keripik Kontulir dengan keripik lainnya adalah pada proses pengolahannya. Keripik Kontulir dibuat dengan menggunakan teknik penggorengan yang khusus. Proses ini melibatkan penggunaan tekanan dan suhu yang tepat untuk menghasilkan keripik dengan tekstur yang unik. Proses penggorengan yang cermat membuat keripik ini memiliki rasa yang gurih dan renyah secara konsisten. Selain itu, bahan baku yang digunakan untuk membuat keripik Kontulir juga menjadi faktor penentu kelezatan produk ini. Hanya singkong berkualitas tinggi yang cocok untuk menghasilkan keripik dengan kerenyahan yang pas. Selain itu, penggunaan bahan baku lokal juga memberikan nilai tambah dalam mendukung industri pertanian dan ekonomi lokal.

Selain mengolah singkong menjadi keripik kontulir hasil sisa produksi dapat dimanfaatkan lagi menjadi produk yang berdaya jual. Produk yang dihasilkan yakni olahan dari minyak sisa penggorengan dan remahan keripik kontulir. Minyak sisa penggorengan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar solar, sedangkan sisa remahan keripiknya dapat dikumpulkan dan dijual sebagai bahan pelet ikan. Dengan begitu semua hasil produksi kontulir tidak meninggalkan limbah sama sekali. Justru sisa hasil produksi dapat dimanfaatkan dan menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi sang produsen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline