Lihat ke Halaman Asli

Fadhilah NurAini Putri

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Isu-Isu yang Mempengaruhi Kecurigaan Dalang di Balik Peristiwa Gestapu 65

Diperbarui: 1 April 2023   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Peristiwa berdarah yang dikenal dengan G30S-PKI / Gestapu 65 menghadirkan berbagai isu-isu politik yang terjadi pada saat itu. PKI dianggap dalang dari terjadinya peristiwa berdarah yang terjadi pada tanggal 30 September 1965. Isu tersebut di barengi dengan berita sakitnya Bung Karno denga beberapa isu yang beredar bahwa Bung Karno dirawat di rumah sakit Khatolik dan akan membacakan pidato 17 Agustus 1965 di rumah sakit.

Ketegangan politik yang terjadi pada tahun 65 menjadi awal terjadinya peristiwa berdarah. Kecurigaan dan tuduhan yang di berikan kepada PKI di akibatkan karena beberapa isu yakni sebagai berikut:

Pertama, menurut informasi dari Zainal Zakse (wartawan) mendengar terkait rencana PKI akan merayakan pesta ulang tahun Peristiwa Madiun.

Kedua, perayaan tersebut akan dilangsungkan pada tanggal 30 September serta dalam perayaan tersebut PKI akan menampilkan foto-foto para Jendral yang didakwa korup dan kapitalis birokrat.

Menurut penuturan info yang di sampaikan oleh Jenderal TNI Soegandhi bahwa saat ini PKI sedang mempropagandakan beberapa dewan Jenderal di Angkatan darat yang akan melakukan kudeta. Soegandhi sudah menyampaikan beberapa informasi terkait kudeta yang akan disampaikan, namun informasinya tersebut tidak digubris oleh Bung Karno dan Jendral Yani.

Dalam peristiwa berdarah ini di curigai pula Sjam Kamaruzaman memiliki peran penting dalam peristiwa tersebut. Rumor yang menyatakan bahwa Aidit menyuruh Sjam melakukan gestapu. Dengan begitu, Sjam dianggap paling bertanggung dalam peristiwa berdarah ini. Dicurigai nya Sjam Kamaruzan dikarenakan beberapa faktor yaitu pada saat beliau di penjara sesama teman politik menjauhinya. Menurut Prof. Salim Said Sjam telah bekerja untuk beberapa pihak. Karena jika ditelusuri lebih dalam bahwa Sjam pernah menjadi Intel di Kodam Jaya. Yang hingga kini sosok Sjam Kamaruzaman belum diketahui bahwa dia selama ini bekerja sebagai militer untuk PKI atau murni sebagai agen tentara yang disusupkan ke dalam PKI.

Namun Aidit tetap dicurigai sebagai dalang dibalik peristiwa gestapu 65 akibat ditemukannya “kutipan arsip partai komunis China” percakapan Aidit dengan orang China yang mengatakan bahwa gestapu merupakan bagian dari rencananya. Menurut Prof Salim Said percakapan tersebut hampir 100 persen seperti yang terjadi pada gestapu 65 serta terbunuhnya para Jendral TNI merupakan kecelakaan akibat kekacauan perencanaan yang sangat fatal.

Kekacauan perencanaan yang terjadi mengakibatkan tewasnya para Jendral TNI di malam peristiwa berdarah tersebut. Jendral yang ditangkap dan di bawa ke suatu tempat pada malam itu disiksa dan di bunuh. Di curigai kekacauan perencanaan internal PKI disebabkan oleh disusupkannya inter militer ke dalam PKI. Sosok misterius Sjam Kamaruzaman memiliki biro khusus di dalam PKI yang diketuai olehnya. Rumornya gestapu terjadi karena sebenarnya hal tersebut sudah dirancang sebelumnya dan disengaja untuk gagal dimana Sjam sebagai dalang yang bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa berdarah itu.

Kecurigaan yang selanjutnya apakah seorang seorang sipil mampu melakukan operasi militer yang begitu rumit dengan perancangan strategi yang begitu tertutup? Apakah PKI memberikan dukungan kepada gerakan “perwira maju” dengan rancangan Sjam yang semula menjadi pendukung berubah menjadi seorang pemimpin pada operasi militer malam itu ? dengan begitu memunculkan asumsi dan pendapat bahwa kurangnya persiapan dan perencanaan yang mengakibatkan kepanikan dan fatalnya operasi militer hingga pembunuhan terhadap para Jendral tidak dapat terhindarkan lagi.

Menjelang Gestapu, PKI gencar melakukan pembubaran-pembubaran terhadap organisasi-organisasi Independent karena organisasi-organisasi tersebut dapat menghancurkan PKI. Menurut Aidit PKI dapat menghasut CGMI (Central Gerakan Mahasiswa Indonesia)karena pada saat itu CGMI merupakan organisasi terbesar di masa itu. PKI juga melakukan legitimasi media cetak dan semua media cetak yang di disajikan hanyalah kegiatan PKI terhadap kekuatan-kekuatan yang disebut “kontrarevolusioner”. Koran dan media cetak yang dianggap tidak sesuai dengan pemikiran PKI akan langsung di kuburkan. Dengan demikian PKI terus melegitimasi kantor media cetak walaupun belum mendapatkan korespondensi di beberapa tempat. Hal demikian membuat PKI bersama Adam Malik merintis pembentukan kantor berita sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline