Lihat ke Halaman Asli

Pergi, Pulang Ke Rumah

Diperbarui: 30 Januari 2016   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku sudah siap.

Aku sudah siap kembali, kembali lagi ke tanah yang selama lebih dari satu dekade ini belum aku injak. Tetapi tiap hari aku rindu ingin menginjaknya. 
Aku sudah siap kembali, ke sebuah bangunan berhimpit yang terletak di sela – sela gang kecil. Hasil usaha terakhir ayah membangun tempat berlindung. 
Aku sudah siap kembali, mengetuk pintu berwarna tanah itu, melihat wajah penuh doa berharap menungguku pulang. Rindu menyentuh kulit keriputnya. Melayani setiap aktivitasnya.

….

Pamit.

Kata terakhir yang aku ucapkan kepada mereka. Sepasang manusia bersahaja yang membesariku sebesar tanggung jawab. Mengerti bahwa ada saatnya aku membalas budi. Membuktikan kebahagiaan sebelum ketakutan dalam pikiranku tertambat. Pamit. Entah kapan aku kembali lagi, tanpa sepengatahuan mereka.

 
Semua kemauan kita akhirnya memutuskan untuk pergi. 

…..

Jauh pergi.

Meninggalkan ‘habitat’ demi kepercayaan dan harapan. Asing, berkompetisi mengakali diri berbekal lembaran usang. Bicara. Berbicaralah aku apa saja sebab aku ingin belajar.  Berceritalah apa saja karena aku ingin mendengar pengalaman. Berpindahlah aku dimana saja karena inilah rumahku: Jalanan.

Kita beranjak. Pergi. Dan meninggalkan rindu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline