Lihat ke Halaman Asli

Sopankah Kau Meninggalkan Permata di Mataku

Diperbarui: 16 Februari 2024   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mungkin tuhan sedang berbahagia saat menciptakanmu dalam rahim ibumu. Mungkin ibumu berbahagia mempunyai seorang putri yang berparas cantik nan manis itu.

Hari itu, angin sore menerpa bulu matamu. Makanku terganggu dengan suara tawamu. Tapi apa, waktu makanku dengan geprek cabai 3 habis hanya untuk melihat paras dari seorang dirimu. 

Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan. Dan Tuhan melegalkan manusia untuk berharap. Aku berharap pada Tuhan, untuk menyandingkan diriku denganmu.

Tapi apa, ternyata bukan hanya aku yang bisa melihat paras manismu, bajingan. Ucap diriku yang hanya bisa memakan nasi geprek di sore hari sambil melihat parasmu.

Kau meninggalkan bekas permata dimataku untuk pertama kalinya. Caramu bicara, caramu tertawa, ah sial, ucap pada aku yang berada dalam diriku.

Tak apa. Selagi aku masih bisa melihatmu tertawa dan berbincang denganku, sudah lebih dari cukup.

Semoga Tuhan selalu menyertai. Semoga kau dikelilingi oleh orang yang baik akan hatinya. Semoga kau dikuatkan bahu dan hatinya untuk melanjutkan perjalanan "mencari".

Yogyakarta, 16 Februari 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline