Lihat ke Halaman Asli

Self Diagnosis Kesehatan pada Masyarakat

Diperbarui: 29 September 2021   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fadhil Muhammad Ilham

Nim : 202110230311295

Kesehatan adalah aspek penting dan harus dipertimbangkan dalam hidup, kesehatan adalah salah satu indikator pembangunan yang diperhitungkan untuk mencapai kebaikan dalam masyarakat.

Peningkatan jumlah penyakit jiwa di masyarakat mulai dari 1,7% menjadi 7%, menurut data infografis. Peningkatan ini bisa menjadi masalah yang cukup serius bagi kesejahteraan masyarakat, dengan pertanyaan mendasar bagaimana mental dapat berubah menjadi penyakit yang mengalami peningkatan yang cukup penting bagi kesehjahteraan masyarakat. 

Upaya pemerintah dalam mengatasi gangguan jiwa di masyarakat perlu dievaluasi dan ditingkatkan. Selain infrastruktur dan pengetahuan kesehatan, faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan penduduk Indonesia adalah persepsi seseorang terhadap penyakit. Persepsi terhadap penyakit seseorang juga dapat berdampak pada kesadarannya untuk menjaga kesehatan dan memperoleh kesembuhan dari penyakit yang dideritanya.

Setiap individu dalam masyarakat pasti memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu penyakit, persepsi ini membuat masyarakat menerima penyakit tersebut dan menimbulkan pikiran atau perasaan subjektif tentang suatu gangguan kesehatan yang dialaminya. 

Berdasarkan pemahaman dan pengetahuan yang mereka miliki tentang penyakit atau gangguan kesehatan, mereka membuat diagnosis dengan membuat asumsi berdasarkan kondisi mereka, melihat apa yang mereka rasakan berdasarkan tanda-tanda masalah kesehatan yang muncul di tubuh mereka, dan bersama dengan pengetahuan informasi yang mereka terima dari sumber informasi lain. 

Hasil asumsi yang membentuk pemikiran subjektif tentang suatu penyakit disebut self-diagnosis atau diagnosis mandiri, d lapangan sebagai ahli medis atau dokter. 

Diagnosis mandiri yang dilakukan seseorang didasarkan pada penglihatan dan efek yang dirasakan dari gejala atau tanda gangguan kesehatan yang terjadi pada tubuhnya, kemudian dikaitkan dengan pengetahuan dan informasi tentang masalah kesehatan yang dirasakannya. berbagai sumber informasi yang mereka temukan (Pasaribu, 2010).

Menurut (Okunola, 2017) self-diagnosis atau diagnosa diri yang dilakukan cukup berbahaya karena ketepatan diagnosa yang dibuat tidak cukup tepat dalam mendiagnosis penyakit yang dirasakan seseorang dan dapat mengandung kesalahan fatal dalam pengambilan. 

tindakan pengobatan, yang dilakukan seseorang untuk menyembuhkan penyakit yang dengannya dia bahkan salah mengidentifikasi. Seperti yang dikatakan Roberta Raffaeta dalam sebuah buku yang menganalisis sebuah fenomena yang pernah terjadi di Italia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline