Lihat ke Halaman Asli

Fadhiil Arjuna Putra

Mahasiswa 23107030048 Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Benarkah Jatuh Cinta Membuat Kita Bertindak Bodoh?

Diperbarui: 9 Juni 2024   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: klikdokter.com

"Jangan berjanji ketika bahagia dan jangan mengambil Keputusan ketika sedih"

Kutipan tersebut memiliki makna, yaitu kita tidak bisa berpikir rasional pada kondisi seperti itu, jadi pastikan sebelum mengambil keputusan, coba stabilkan diri kamu dulu. Ketika sudah merasa stabil , baru kamu bisa mempertimbangkan dengan lebih rasional lagi. Karena ketika kita mengalami lonjakan emosi yang tinggi kemungkinan besar kita akan mengambil keputusan yang mungkin kurang rasional.

Cinta adalah perasaan yang hampir semua dari kita pernah alami. Cinta bisa memberikan kebahagiaan dan kegembiraan, namun pada saat yang sama juga dapat menimbulkan kesedihan dan kekecewaan. Mengapa kita sering melakukan hal-hal yang terlihat bodoh saat jatuh cinta? Mari kita bahas lebih dalam dan lebih spesifik.

Otak dan Hormon: Pemain Utama Saat Jatuh Cinta

Ketika jatuh cinta, otak kita berperan sangat penting. Saat jatuh cinta, beberapa hormon dilepaskan ke dalam otak yang mempengaruhi perilaku kita:

1. Dopamin: Hormon ini bertanggung jawab atas perasaan euforia dan kebahagiaan. Dopamin membuat kita merasa sangat senang dan termotivasi untuk terus berinteraksi dengan orang yang kita cintai. Akibatnya, kita bisa menjadi terobsesi dengan orang tersebut dan kesulitan berpikir secara logis. Ini adalah alasan mengapa kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk memikirkan atau bersama orang yang kita cintai.

Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi., orang dapat bertindak bodoh saat jatuh cinta, termasuk melakukan apa saja yang diminta pasangan.

"Salah satu penyebabnya karena orang tersebut selama ini tidak mendapatkan perhatian atau kasih sayang dari orang tuanya, sehingga kebutuhan afeksi itu besar banget. Pas ada pasangan yang juga sayang sama dia, dia akan melakukan apapun agar pasangannya itu terus memberikan kasih sayang ke dia," kata Ikhsan.

2. Oksitosin dan Vasopresin: Kedua hormon ini berperan dalam menciptakan rasa nyaman, keterikatan, dan ketergantungan pada pasangan. Oksitosin sering disebut sebagai "hormon cinta" karena dilepaskan saat kita berpelukan atau melakukan kontak fisik dengan orang yang kita cintai. Vasopresin berperan dalam membentuk ikatan jangka panjang. Efek dari hormon-hormon ini adalah kita merasa sangat terhubung dengan pasangan dan cenderung mengabaikan kekurangannya.

3. Serotonin: Saat kita jatuh cinta, kadar serotonin dalam otak bisa menurun. Serotonin adalah hormon yang mengatur mood, tidur, dan nafsu makan. Penurunan serotonin dapat menyebabkan perubahan mood yang drastis, kecemasan, gangguan makan, dan perilaku obsesif. Ini menjelaskan mengapa kita bisa merasa sangat gelisah atau cemas jika pasangan tidak merespons pesan kita dengan cepat.

Efek Dari Cinta

Ketika kita menyukai seseorang, kita cenderung fokus pada sisi positif dari orang tersebut dan mengabaikan hal-hal negatif. Ini bisa menjadi berbahaya jika kita tidak dapat melihat masalah yang sebenarnya dalam hubungan kita. Sebagai contoh, kita bisa terus-menerus memaafkan kesalahan pasangan dan akhirnya mengabaikan tindakan yang sebenarnya tidak sehat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline