Lihat ke Halaman Asli

Lebih Baik Mengulang Tes Ketimbang Menyuap

Diperbarui: 4 November 2017   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari kamis 2 November 2017, tak disangka bisa bertemu dengan ust Hamzah utama saat mengurus perpanjangan SIM A & C. Sayangnya beliau harus mengulang lagi. Entahlah ini sudah mengulang ke berapa kali. Lebih baik mengulang tes daripada menyuap polisi atau lewat jalur belakang. Jangankan ust Hamzah... sekelas Valentino rossi bahkan Mark Marquez pun belum tentu lulus ujian untuk mendapatkan SIM C.

Bapak polisi bernama Saman sudah mahir, boleh jadi karena sudah berlatih berkali kali. Sementara pemohon SIM yang jarang latihan terpaksa praktek dengan minim pengalaman. Yang mampu sekali tes dan dinyatakan lulus, itu semata mata karena ikhtiar dan pastinya pertolongan dari Allah swt. Tanpa doa, tak menutup kemungkinan kegagalan bakal menghampiri kita saat menjalani suatu pekerjaan bahkan ujian.

Dalam tes yang saya saksikan sambil menanti panggilan masuk untuk foto SIM, hanya ditemukan 3 peserta yang terlihat mulutnya komat kamit untuk berdoa. Sisanya langsung tes dan bila gagal langsung pulang dengan muka masam. Kegagalan peserta selain minim latihan, juga karena buruknya kondisi sepeda motor yang dipakai untuk tes. Maklum sepeda motor tersebut barang bukti (BB). Jarang perawatan atau service berkala. Ada suzuki Hayate, Honda supra dan Suzuki shogun 125. Sementara untuk calon pemohon SIM A harus sabar dan cekatan saat diuji memakai mobil Daihatsu Grand max. Mereka diuji parkir mundur dan membawa mobil ke tempat semula.

Melihat sistem pengurusan SIM di kota malang, saya rasakan terlalu lama dan tak efisien. Dari jam 6 pagi antri, baru jam 8 dapat nomer antrian. Jam 10.25 wib dipersilahkan masuk ke ruang tunggu. Menunggu lagi 20 menitan sampai salah satu petugas megambil berkas. Bila ada yang terlewat, harus melengkapi berkas yang diminta. Pk 11.40 wib baru dipanggil untuk ambil sidik jari, tanda tangan plus foto. Selanjutnya membayar Rp 155 ribu untuk 2 SIM yang saya perpanjang. Usai membayar ke loket BRI, saya antri sejenak menunggu kartu SIM dicetak oleh 2 polisi perempuan yang murah senyum. Dari pk 06.00 wib hingga dhuhur adalah waktu yang amat melelahkan untuk mengurus perpanjangan SIM. Sungguh tak efisien!. Saya hrap polisi memperbaiki sistem pengurusan SIM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline