Zaman sekarang, situasi ekonomi Indonesia sedang dalam masa menantang. Biaya hidup yang naik, rendahnya daya beli, dan lapangan pekerjaan yang sedikit bertolak belakang dengan jumlah angkatan kerja yang banyak. Kemiskinan, pengangguran, dan kriminalitas telah menjadi hal yang sering terjadi di kalangan masyarakat karena faktor ekonomi yang mentok.
Dilansir dari GoodStats.com Indonesia duduk di peringkat ke-6 negara dengan angka kemiskinan tertinggi di Asia Tenggara.
Selain itu, dilansir dari Tempo.com, Dana Moneter Internasiona (IMF) menempatkan tingkat pengangguran di Indonesia sebagai yang tertinggi di antara enam negara anggota ASEAN lainnya yang masuk dalam daftar pada April 2024. Menurut kedua data tersebut, masalah ekonomi masih menjadi PR yang serius bagi Indonesia. Hasrat manusia yang selalu ingin memenuhi semua keinginannya menjadi dasar atas semua permasalahan ekonomi yang terjadi di negeri kita tercinta, Indonesia.
Semua permasalahan tersebut dapat berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup masyarakat jika tidak segera mendapat solusi yang relevan dan tepat sasaran. Hal tersebut membuat masyarakat Indonesia mulai mencari cara alternatif untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah, salah satu fenomena baru yang mencuat adalah penggunaan live TikTok sebagai sumber pendapatan.
Pada era serba digital seperti sekarang, media sosial menjadi media yang paling relevan dan mudah untuk menjangkau pasar dan peminat. Salah satu media sosial yang sedang menjadi booming dikalangan masyarakat adalah Tiktok. Dengan akses mudah dan potensi jangkauan yang luas, fitur live streaming TikTok tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga membuka peluang untuk meraih keuntungan finansial. Namun, apakah live TikTok benar-benar solusi bagi ekonomi yang "mentok"?.
Live Tiktok: Solusi atau Tren Sesaat?
Penggunaan live Tiktok sedang menjadi sumber penghasilan yang marak di masyarakat Indonesia. Menurut hasil survei Jajak Pendapat (JakPat) menunjukkan bahwa 83,7% masyarakat Indonesia telah menonton di fitur belanja online lewat siaran live streaming. Tercatat, pengguna live streaming di Tiktok berada pada urutan ke dua di Indonesia, yaitu mencapai 40,6%. Namun, dengan maraknya fenomena seperti ini, muncul pertanyaan: apakah fenomena ini hanya solusi sementara atau benar-benar berpotensi membantu ekonomi masyarakat dalam jangka panjang?
Potensi live Tiktok sebagai Solusi Ekonomi
- Modal yang minimal
Live Tiktok memberikan kesempatan pada para penjual untuk mendapatkan keuntungan tanpa harus memiliki tenant. Hal tersebut membuat banyak penjual mengeluarkan biaya modal yang dapat dipangkas.
- Promosi yang Efektif dan Terjangkau
Banyak penjual merasa beruntung menggunakan live Tiktok sebagai alat marketing dan promosi yang efektif. Dengan modal yang minimal, mereka cukup menawarkan produk mereka melalui live streaming yang menjangkau setiap masyarakat.
Batasan dan risiko mengandalkan live Tiktok
- Ketergantungan pada Popularitas
Sukses di TikTok live sangat bergantung pada kemampuan menarik penonton dalam jumlah besar. Persaingan antar penjual diuji melalui konten-konten yang ditawarkan. Apabila kontennya dirasa sudah "basi", maka akan berdampak penurunan pendapatan. - Potensi Penyalahgunaan dan Konten Manipulatif
Beberapa oknum memanfaatkan live Tiktok untuk menggalang sumbangan atau mencari simpati dengan cara yang manipulatif. Pengguna yang menyalahgunakan fitur live untuk konten yang tidak autentik atau cerita yang dibuat-buat bisa mencederai kepercayaan penonton dan merusak reputasi platform.
Kesimpulan
Live tiktok telah membuktikan potensinya dalam membantu masyarakat memperoleh penghasilan tambahan, khususnya bagi mereka yang kreatif dan pandai memanfaatkan fitur live streaming. Namun, mengandalkan live tiktok sebagai solusi utama untuk mengatasi ekonomi yang "mentok" tentu memiliki risiko.
Dari ketergantungan pada popularitas hingga budaya konsumtif yang bisa memengaruhi keuangan konsumen, tantangan-tantangan ini membuat TikTok live sebaiknya dipandang sebagai pelengkap, bukan solusi utama. Dengan pemanfaatan yang bijak, live tiktok bisa menjadi salah satu alternatif yang efektif untuk mendukung ekonomi masyarakat.
Tetapi untuk menciptakan keberlanjutan ekonomi yang lebih stabil, penting untuk tidak terjebak hanya pada satu platform atau tren. Edukasi mengenai manajemen keuangan, diversifikasi pendapatan, dan pengembangan produk yang berkualitas tetap merupakan kunci untuk membangun ekonomi yang kuat dan tidak mudah goyah oleh perubahan tren media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H