Lihat ke Halaman Asli

fachrurozi

pelajar

Mahasiswa Peka Berita Hoax

Diperbarui: 30 Mei 2023   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PJKR D 2018 UNNES

  • Zaman sekarang informasi apapun mudah untuk didapatkan. Didukung oleh perkembangan teknologi yang demikian luar biasa. Akses internet yang mudah dan maraknya penggunaan smartphone mempermudah siapapun memperoleh berita dengan cepat, serta proses menyebarluaskan berita bisa secepat kilat. Zaman yang berubah membuat masyarakat semakin terkoneksi dengan internet dan dunia digital.Seperti yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Beliau mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dalam menghadapi berita atau informasi yang belum jelas kebenarannya, alias hoax.Sebagai mahasiswa, juga harus berhati-hati dalam memperoleh informasi, agar tidak terjebak dalam kebohongan belaka. Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang berpendidikan, yang mampu membedakan mana yang baik dilihat dari segi ilmu pengetahuan.

    Banyak mahasiswa yang menggunakan smartphone yang didukung dengan jaringan internet yang cepat untuk memperoleh informasi, dibandingkan membeli dan membaca koran. Memang media konvensional sekarang mulai beralih ke dalam jaringan (daring) atau online, namun tetap saja susah untuk menjaring pembaca karena budaya baca di Indonesia masih rendah.

    Mahasiswa banyak menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi, misalnya dari Twitter, Facebook, Instagram, Line dan lain sebagainya. Jarang mahasiswa yang membaca langsung dari sumber aslinya.

    Pada 2016 data yang dipaparkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut ada sebanyak 800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar berita palsu dan ujaran kebencian (hate speech). Belum lagi ditambah berita atau informasi yang disebarkan di media sosial.

    Mari memilah dan memilih informasi yang beredar, termasuk melalui media sosial yang memang sedang sangat marak. Jangan asal percaya terhadap berita yang belum jelas kebenarannya.

    Ada beberapa cara agar peka terhadap berita hoax dan tidak ikut menyebarkan berita hoax, yaitu:

    1. hati-hati dengan judul yang sensasional yang provokatif atau yang bersifat bombastis,
    2. mencermati alamat situs yang memberikan informasi
    3. memverifikasi fakta dan keaslian seperti dokumen atau foto, karena konten berupa teks dan gambar dapat dimanipulasi dengan mudah di era teknologi digital saat ini
    4. membaca isi berita atau informasi yang kita peroleh dengan cermat, agar ketika membagikan informasi kepada orang lain tidak salah
    5. jangan langsung percaya dengan informasi yang dibagikan di media sosial seperti di Facebook, Twitter, Whatsapp, Line dan lain sebagainya. Aplikasi-aplikasi tersebut tentunya memudahkan seseorang untuk mengirimkan informasi ke orang lain dengan cepat, melalui personal message, ataupun group message. Apalagi dari grup sebelah, itu sangat salah sekali. Bisa-bisa kita ikut ramai-ramai terkelabui oleh berita hoax.

    Apalagi mahasiswa aktif menggunakan media sosial seperti line dan whatsapp untuk kebutuhan berkomunikasi dengan teman-teman kampus dan dengan dosen.

    Misalnya saja, pernah terjadi penyebaran berita hoax di sekitar Universitas Padjadjaran mengenai pemerkosaan mahasiswi oleh tukang ojek pangkalan. Ternyata setelah diverifikasi, berita tersebut bohong atau hoax. Informasi aslinya bukan pemerkosaan. Informasi tersebut dilebih-lebihkan kemudian menyebar secara pesat, melalui jaringan internet.

    Perlu disadari, bahwa mahasiswa merupakan kaum muda yang memiliki peran yang sangat penting dalam tatanan masyarakat. Karena mahasiswa merupakan kaum intelektual yang terdidik. Dari sekian banyak kaum intelektual tersebut akan muncul beberapa bibit kaum intelektual yang aktif di berbagai kegiatan yang berlandaskan tri dharma perguruan tinggi, yang mampu memberikan sumbangsih terbaik kepada bangsanya.

    Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif diharapkan selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realitas sosial yang terjadi di masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline