Lihat ke Halaman Asli

Kisah Perjuangan Seorang Buruh Pabrik Batu Bata demi Menghidupi Keluarganya

Diperbarui: 17 Januari 2024   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi (yang bersangkutan meminta untuk disamarkan)

Di sebuah desa kecil yang terletak di kabupaten Bandung, hiduplah seorang buruh pabrik batu bata bernama Ahmad (nama samaran). Ahmad tinggal bersama istri dan satu anaknya, di sebuah rumah kecil yang sederhana. Meskipun hidup dalam keterbatasan, semangat perjuangan Ahmad untuk menghidupi keluarganya tak pernah padam.

Pagi-pagi , sebelum matahari menyinari langit, Ahmad sudah bangun dari tempat tidurnya yang pas-pasan. Dengan pakaian kerja yang sudah lusuh, dia bersiap-siap untuk pergi ke pabrik batu bata tempatnya bekerja. Di meja makan yang sederhana,

Keluarga kecil itu duduk bersama sambil menikmati sarapan sederhana yang terdiri dari nasi dan lauk pauk yang sederhana. Ahmad bercerita kepada anaknya tentang betapa pentingnya bekerja keras untuk mencapai impian dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka.

Setelah sarapan, Ahmad meninggalkan rumahnya dan berjalan kaki ke pabrik batu bata. Pabrik itu terletak agak jauh dari rumahnya, tetapi Ahmad tak pernah mengeluh. Setiap langkah yang diambilnya adalah langkah perjuangan untuk keluarganya.

Sehari-hari, Ahmad bekerja keras di pabrik. Meskipun pekerjaannya terkadang melelahkan dan berdebu, dia tetap bekerja dengan penuh semangat. Setiap batu bata yang dihasilkan oleh tangannya adalah bukti kerja kerasnya yang tak terelakkan. Ahmad tahu bahwa pekerjaannya tidaklah glamor, tetapi dia selalu ingat bahwa setiap batu bata yang diproduksi membantu membangun impian dan masa depan keluarganya.

Ahmad menerima gaji harian sekitar 50 rb sampai 100rb per hari tergantung produksi  batu bata tersebut. Meskipun jumlahnya tidak besar, Ahmad selalu berusaha mengelola keuangan keluarganya dengan baik. Sebagian besar gajinya digunakan untuk kebutuhan pokok, seperti makanan, kebutuhan anak, dan kebutuhan rumah tangga.

Setelah seharian bekerja, Ahmad kembali pulang ke rumah. Wajahnya yang lelah tak pernah menyurutkan semangatnya untuk menyapa keluarganya dengan senyuman hangat. Ahmad selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi anaknya, meskipun dalam keterbatasan. Ahmad selalu mencari cara untuk menabung agar bisa memberikan pendidikan yang layak bagi anaknya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline