Lihat ke Halaman Asli

Tentena, Kenangan Kota Terluka

Diperbarui: 20 September 2020   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Tentena (Dok. Pribadi)

Sabtu tanggal 25 Mei 2005, keramaian di pasar rakyat Tentena mestinya berlangsung normal seperti biasa. Namun tidak demikian adanya di pagi itu.

Dua ledakan bom beruntun menghantam kota dan membunuh 22 orang sekaligus serta mengirim puluhan orang terluka ke rumah sakit.

Ada yang menyebut bahwa ledakan yang saat itu disiarkan live di TV nasional tersebut adalah rangkaian pertikaian antar kubu di Kabupaten Poso yang menewaskan ratusan orang serta mengungsikan puluhan ribu keluarga.

Demikianlah sejarah mencatat. Tentena, kota cantik di pinggir Danau Poso, menyimpan bekas luka yang berdarah-darah. Luka itu mungkin masih ada.

Saya pertama kali tiba di Tentena kurang lebih 5 tahun silam, di akhir tahun 2015.

Untuk urusan pekerjaan, saya bolak-balik datang dan berinteraksi dengan masyarakat kota ini.

Sampai hari ini, saya telah memiliki banyak rekan kolega penduduk asli di kota ini. Rasanya tak berlebihan kini jika saya katakan bahwa saya mencintai kota Tentena ibarat kampung halaman sendiri.

Secara personal, saya telah merajut lumbung-lumbung kenangan bersama Kota Tentena sejak awal tiba hingga saat ini. 

Pada Danau Poso yang teduh di sisi kota adalah tempat relaksasi melepas penat sehabis bekerja.

Saya sering berenang di airnya yang jernih dan memantulkan rona hijau dari teduhnya pohon disekitarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline