Sate adalah kuliner khas Indonesia yang keberadaanya sangat mudah kita jumpai di berbagai tempat di negeri ini, yang cukup terkenal tentu saja sate kambing dan sate ayam. Adakalanya kita bosan ketika menyantap sate yang modelnya itu-itu aja, di tusuk dengan lidi atau bambu dan dituangi dengan sambal kacang atau sambal kecap. Tapi tenang saja, saat ini di daerah-daerah tertentu banyak ditemui kuliner sate dengan pengolahan dan penyajian yang memiliki ciri khas berbeda baik dari segi tampilan maupun rasanya.
Yogyakarta adalah satu daerah di Indonesia yang memilki kuliner sangat beragam dan unik. Khusus untuk sate, kota yang terkenal akan gudegnya ini mempunyai kuliner sate yang pasti akan membuatmu kagum karena beda dengan sate-sate yang selama ini sering kita lihat. Orang Jogja menyebutnya dengan "sate klathak", jenis sate kambing ini memiliki beberapa ciri khas seperti tusuknya yang menggunakan jeruji besi sepeda, hanya dibumbui garam dan disajikan dengan kuah gulai.
Di Jogja, Sate Klathak banyak ditemui di kawasan Pasar Jejeran, Pleret, Bantul. Memang cukup lumayan jauh untuk menjangkau kawasan tersebut bagi kamu yang berdomisili di pusat kota jogja dan wilayah Sleman. Beruntung ada salah satu warung sate klathak yang letaknya sangat strategis di tengah perkotaan, lebih istimewanya lagi warung ini bisa menjangkau kalangan mahasiswa karena lokasinya dekat dengan beberapa kampus seperti UGM, UNY dan USD.
Minggu kemarin (11/03) saya bersama beberapa teman blogger Jogja berkesempatan untuk makan siang di warung yang memliki label nama "Nglathak" tersebut. Lokasinya berada di selatan penerbit Kanisius dan utara kampus UNY, lebih tepatnya di Jalan Gambiran Karangasem Baru, Gang Seruni No. 7, Sleman, Yogyakarta. Sebelum bertempat di jalan Gambiran, menurut cerita ownernya "Muhammad Subroto" atau yang akrab dipanggil Mas To, warung nglathak sebenarnya pertama kali dibuka di daerah Ngampilan, Kota Yogyakarta pada 27 mei 2015. Tapi seiring berjalannya waktu dan berbagai dinamika yang dihadapi selama membuka usahanya di Ngampilan, pada 3 Desember 2016 Mas to akhirnya memutuskan untuk memindahkan warung nglathak ke lokasi baru yang kita kunjungi minggu siang itu.
Kata Nglathak merujuk pada kebiasaan berkumpul sambil menyantap sate klathak. Ingin tampil beda dari warung sate klathak yang sudah ada, Mas To ingin mencoba menciptakan sebuah brand sate klathak kekinian yang menyasar segmen anak muda, khususnya mahasiswa dengan harga yang ramah kantong. Sate Klathak ala Nglathak memiliki daya tarik tersendiri yang ingin ditawarkan kepada konsumen, keunikan dan kreativitasnya mampu membuat banyak anak muda di Jogja banyak yang ngefans dengan menu-menu keren yang ditawarkan oleh Nglathak.
Sate Klathak Mozarella
Apa hubungan sate dengan keju mozarella? bagaimana kira-kira rasanya bila kita selama ini makan sate biasanya dilumuri dengan sambal tapi tiba-tiba harus berganti dengan balutan sebuah keju, hmm pasti buat kamu yang baru pertama ngerasain akan terlihat aneh. Walaupun terlihat aneh, inilah kreasi dari Nglathak yang terbukti manjur menjadi sebuah menu andalan dan favorit yang paling banyak dikangenin oleh para penggemar Nglathak.
Selain tampilannya yang aduhai karena memang benar-benar cakep dan enak dipandang, rasanya ito lho emang bener-benar ajaib. Perpaduan empuknya daging kambing (no prengus) yang hanya dibumbui garam, lumeran keju mozarella dan siraman kuah gulai membuatnya memiliki sensasi kenikmatan yang saya jamin bisa menggoyang lidah kamu. Ditanya mengenai resep mengapa daging kambingnya tidak terasa bau prengusnya, mas To mengatakan ada standar tersendiri ketika akan mengolah dagingnya, khususnya dalam hal penjagalan.
Gimana, sudah ngebayangin enaknya belum? hehe... Nglathak juga menyediakan menu spesial berupa "Sate Klathak Mozza Xtra" untuk kamu yang ingin merasakan lebih dobel lumeran kejunya. Untuk yang gak suka keju tenang aja, disedikan juga menu sate klathak original dan sate klathak manis. Di Nglathak, daging kambing tidak hanya diolah sebagai sate klathak tapi juga bertransformasi menjadi menu-menu istimewa yang tidak bolah kamu lewatkan juga, diantaranya ada tengkleng kuah, tongseng kambing, gulai, rica-rica kambing sunrise dan nasi goreng kambing bumbu rempah. Benar-benar mantap..!
Teh Biru Bunga Telang
Bisa saya katakan ini adalah teh yang mungkin keberadaanya kurang dikenal oleh masyarakat, maka dari itu Nglathak mencoba untuk mempopulerkan racikan dari bunga telang menjadi sebuah minuman yang dikenal dengan nama teh biru. Saat ini tingkat kepopuleran teh biru bunga telang meningkat menjadi teh yang benar-benar kekinian karena memiliki sisi ajaib yang kamu tidak temukan di teh-teh lainnya. Ajaibnya terletak di warna teh birunya yang sekejap akan berubah menjadi ungu hanya karena tetesan dari jeruk nipis. Ingin membuktikan bagaiamana unik dan ajaibnya teh biru ini, monggo datang saja ke Nglathak..
Nglathak Made in Lokal
Mas To sang owner nglathak mempunyai misi yang mulia dalam menjalankan usaha kulinernya ini. Lewat Nglathak, ia tidak hanya fokus mencari keuntungan semata, tapi juga berusaha untuk memberdayakan dan memanfaatkan potensi lokal masyarakat setempat. Beliau mewujudkan misinya tersebut dengan beberapa cara, diantaranya adalah membeli daging lewat peternak kambing dan domba di daerah bantul, menggunakan beras organik dari petani di sleman dan membeli bahan-bahan untuk membuat yoghurt dan mozarella dari dari pengusaha di Jl. Wonosari Jogja. Salutt..!!
Itulah sedikit cerita saya tentang warung nglathak yang memiliki konsep kekinian dan tentunya bisa membuat kamu penasaran ingin segera berkunjung kesana dan menyantap menu-menunya yang unik dan istimewa. Dari pada lama-lama memendam rasa penasaran, yuk ajak teman kamu untuk nglathak rame-rame di warung nglathak. Berbagai info yang menarik tentang menu-menu di nglathak bisa kamu kepoin lewat instagramnya disini