Lihat ke Halaman Asli

Pergaulan Bebas terhadap Remaja

Diperbarui: 12 Desember 2023   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Pergaulan bebas secara umum diartikan sebagai sebuah bentuk perilaku yang menyimpang atau telah melewati batas norma yang berlaku. Norma tersebut bisa meliputi sosial, agama, susila, kewajiban, aturan, dan lain sebagainya.
Beberapa contoh dari pergaulan bebas seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, tawuran, mengonsumsi obat-obatan terlarang, hingga melakukan seks bebas.
Tindakan-tindakan tersebut bukan tanpa alasan. Adapun faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas pada remaja yaitu ; (1) Rendahnya kontrol diri; (2) Rendahnya kesadaran diri remaja terhadap bahaya pergaulan bebas; (3) Nilai-nilai keagamaan cenderung kurang; (4) Gaya hidup yang kurang baik; (5) Rendahnya taraf pendidikan keluarga; (6) Keadaan lingkungan keluarga.
Remaja yang melakukan seks bebas bisa mengakibatkan kehamilan di luar nikah dan meningkatkan risiko penyakit kelamin seperti HIV AIDS. Remaja yang mencoba konsumsi narkoba dan obat-obatan terlarang dapat merusak kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang hingga menyebabkan kematian.
Menurut Salman Al Farisi dalam Buku Pergaulan Bebas (2017), salah satu dampak utama dari pergaulan bebas adalah terkena HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus) dan (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Selain terkena HIV/AIDS, ada tiga dampak negatif lainnya dari pergaulan bebas, yakni: Kenakalan remaja.
Dampak negatif dari pergaulan bebas dalam bentuk kenakalan remaja pun remaja pun beragam mulai dari yang ringan seperti mengganggu ketertiban dan ketentraman lingkungan, hingga tingkat yang lebih eskstrem yakni berkelahi, mengonsumsi obat-obatan, berjudi, hingga merugikan orang lain.

Salah satu penyebab dari munculnya perilaku pergaulan bebas adalah lemahnya kontrol diri. Seseorang yang memiliki kontrol diri rendah tidak bisa membedakan mana yang baik dan buru. Ini membuat anak akan memiliki potensi lebih besar untuk melakukan tindakan yang melanggar moral. Orang tua juga bisa memberikan penegasan kepada anak bahwa agama membolehkan kita bergaul tetapi ada batasannya. Selain itu pastinya orang tua mengajarkan anak untuk selalu beribadah dan memohon perlindungan kepada Tuhan agar dihindarkan dari pergaulan yang buruk.

Orangtua harus selalu memberikan contoh dan keteladanan bagi anak remajanya, baik perkataan, sikap, maupun perbuatan. Di usia remaja orang tua wajib mendampingi anaknya agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang membawanya ke dalam kenakalan remaja/tindakan yang merugikan diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline