Lihat ke Halaman Asli

Catchy Ku, Edgy Ku Karena Taylor Swift

Diperbarui: 25 September 2023   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest (Atlantic)

Prolog
Disclaimer dari awal, bahwa tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung suatu kelompok maupun individu.
Adapun tulisan ini hanya ditujukan sebagai karangan non ilmiah sebagai bukti bahwa fenomena ini sungguh terjadi di tengah masyarakat.  

2022 akhir, menjadi tahun dimana festival semakin masif dan tergolong menjadi roda gila bagi para penikmat nya, gimana enggak, tiap bulan aja ada iklan instagram yang lewat tertulis bahwa Festival A punya konsep ini dan Festival B punya konsep itu. Terjadi sebuah bandwagon dimana ada keramaian, disitulah ada FOMO (Fear Of Missing Out) Yailah bang, anak muda mana sih yang enggak FOMO, dari zaman bapak ibu kita muda aja udah ada, jadi ya bisa kita katakan udah wajar lah soal itu.

BAB I
Akhir-akhir ini saat saya membuka timeline Instagram, Insta Story maupun TikTok, itu udah pasti ada konten entah cuma foto, dokumentasi saat pacaran, galau-galauan maupun seru-seruan, yang paling saya sering dengar itu adalah lagu dari Taylor Swift, entah itu Red, August atau yang lain nya.

Dan itu yang membuat saya bertanya tanya, “kenapa ya?”
“Apa karena lagi bulan agustus jadi pake judul lagu yang ada agustus nya”
“Apa karena flashback kenangan jadi pakai back to december”

Penggunaan backsound ini sebenernya kerap ditemukan di postingan misalnya, sedang kumpul bareng, tamasya, pergi bersama pacar, foto bersama bestie, foto keluarga, dan lain lain. Dan entah kenapa di moment tersebut lagu-lagu Taylor Swift selalu cocok. Misal, foto bareng bestie di bulan agustus pakai backsound lagu “august”, lagi capek capek nya ini itu, foto objek dan pakai backsound “back to december”, terkesan lagu lagu tersebut sangat mewakili perasaan dia saat itu, atau bisa saja curhat kode lewat fitur show lyric di instagram biar paham banget, “Nih! Yaampun gewla nih gue lagi begini wei!!”  Kalimat barusan kurang lebih penggambaran keluh kesah Gen Z.

BAB II
Sejak itu saya mencari-cari apa yang membuat mereka begitu melekat dengan backsound Taylor Swift, enggak sebentar, dan butuh waktu ber bulan-bulan. dan ternyata alasan sederhana nya adalah “enak” “relate” dan lirik kiasan nya ‘gue banget’ cocok buat kode-kode di Insta Story.

Dari situ saya mengambil kesimpulan bahwa lagu Pop dari Taylor Swift itu bisa menumbuhkan rasa confident ke orang itu, apalagi sekarang ada istilah “Slay it, Queen” yang dalam bahasa gaul berarti sebuah pujian atas sesuatu yang dianggap keren, bisa dari pakaian, gaya bicara, tingkah laku, atau prestasi seseorang.

Dari situ saya melihat fenomena menggunakan Backsound Taylor Swift dalam suatu posting bisa menggambarkan rasa confident di orang tersebut. Terlepas dari segi aransemen dan mixing yang ciamik, memang vokal Taylor Swift enggak bisa lepas dari penggemar nya, terkhusus kaum wanita.

BAB III
Fenomena ini bukan sebuah fenomena negatif, jadi wajar aja anak muda bisa meresapi cerita keseharian nya lewat lagu yang lagi trending atau memang dia suka lagu nya.  “Lirik kagu dapat menghasilkan banyak persepsi yang dipengaruhi oleh tingkat pemahaman yang dimiliki seseorang dari pengalaman yang dimilikinya”.

Moeliono dalam (Peny.) 678
Sekian dan Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline