Lihat ke Halaman Asli

Teater Tradisi, Komedi Kelas Tinggi

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1408084821553478672

[caption id="attachment_353045" align="aligncenter" width="448" caption="Tarian Sambutan Nenek-Nenek Hepi pimpinan Mpok Girang "][/caption]

Mengulang kembali kesuksesan pentas di Gelanggang Remaja Jakarta Utara (GRJU), Rombongan Wayang senggol menyenggol wilayah Jakarta Timur. Pentas diselenggarakan di Gelanggang Remaja Jakarta Timur (GRJT) atau yang biasa dikenal dengan Youth Centre di Jl. Otista Raya kemarin tanggal 14 Agustus 2014.

Diawali penampilan para pemenang dari tingkat SD, SMP, dan SMA di wilayah Jakarta Timur, wayang senggol tampil setelah sesi foto bersama para pengamat dan perwakilan guru dan murid sekolah-sekolah yang hadir dalam kegiatan PENINGKATAN APRESIASI SENI PERTUNJUKAN BAGI PELAJAR TAHUN 2014.

Penampilan wayang senggol di GRJT bisa dikatakan hampir serupa dengan yang di GRJU, iringan musik bergaya stambul, kostum sederhana tapi terlihat glamor. Ada nuansa berbeda yang ditampilkan wayang senggol kali ini dengan pentas sebelumnya, salah satunya dikarenakan sound system yang kurang baik. nuansa berbeda juga tampak dari pemeran tokoh inu kertapati yang berubah menjadi berambut panjang. Ekspresi pangeran yang semestinya gagah terbawa karakter yang dibawakan tokoh Khodam yang sangat menyukai perempuan. Terlebih ada beberapa adegan yang terburu-buru sehingga menambah kebingungan para penonton. "..ini baru pertama kali saya tonton, unik dan lagunya bikin enjoy walaupun saya belum paham pesan dari ceritanya", ujar Burhan salah satu siswa SMA.

Meskipun sedikit ada perbedaan dari pentas di GRJU, lawakan yang dibawa Khodam dan Duo Rampok dengan aksi tongsis berhasil menutupi kekecewaan penonton. Dari awal pentas hingga akhir, wajah penonton berseri-seri dengan lawakan-lawakan unik. "Wayang senggol memang dikemas dengan kelucuan-kelucuan agar bikin hati kagak dongkol" ujar Deden Rengga, dalang wayang senggol.

Sepakat dengan para penonton bahwa wayang senggol merupakan tampilan yang unik. sebab Umumnya sekarang ini, komedi yang muncul disekitar kita merupakan tipe komedi sindiran/cacian. Tipe komedi ini menurut Mendrinos (2004) bersifat lokal. Nah, apa yang ditampilkan wayang senggol, justru mengkombinasikan tipe-tipe komedi kelas tinggi (high class) yakni menggunakan tipe komedi fisikal dan komedi karakter. Komedi fisikal dapat dilihat pada adegan Mpok Girang dan Nenek-Nenek Hepi; duo rampok yang memamerkan hasil rampokannya . Komedi karakter dapat dilihat pada Khodam. "Tokoh Khodam adalah tokoh punakawan yang menghubungkan antara cerita dan realita hidup", tegas Madin Tyasawan, aktor dan akademisi seni teater. Salah satunya ada pada adegan Khodam yang minta pin BB ke Panji semirang di tengah pertarungan.

Banyak penonton menilai bahwa wayang senggol itu super keren dengan para aktor yang multi-talent. Banyak dari penonton ingin bergabung bermain bersama rombongan wayang senggol. Bahkan ada yang masih penasaran ingin menonton lagi. Tentu wayang senggol tak hanya tampil di GRJT saja, masih ada 3 tempat lagi, yakni Gelanggang Remaja Jakarta Pusat pada tanggal 18 Agustus, Gelanggang Remaja Jakarta Barat 20, dan terakhir Gelanggang Remaja Jakarta Selatan 25.(FDJ)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline