Lihat ke Halaman Asli

Best Practice: Penerapan Model Problem Based Learning pada Materi Menyimpulkan Gagasan Teks Pidato Persuasif Kelas IX

Diperbarui: 5 Februari 2024   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penerapan Model Problem Based Learning 

pada Materi Menyimpulkan Gagasan Teks Pidato Persuasif Kelas IX

Keberhasilan dalam proses pendidikan dipengaruhi oleh guru sebagai seorang pengajar dan karakteristik peserta didik itu sendiri. Namun, kenyataan yang banyak dijumpai hampir di semua kelas di SMP Muhammadiyah 2 Mlati selama ini adalah pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered learning) dengan metode ceramah. Guru perlu mengubah metode pembelajaran tradisional menjadi metode pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran, terutama pada materi menyimpulkan gagasan teks pidato persuasif.

Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model PBL merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan guru yang masih kesulitan dalam meningkatkan pemahaman materi dan peran aktif peserta didik dalam belajar.

Rendahnya Kemampuan Menyimpulkan Gagasan dalam Teks Pidato Persuasif

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah guru hanya menggunakan metode ceramah dan minim menggunakan media pembelajaran. Selain itu, peserta didik kurang termotivasi dalam pembelajaran menyimpulkan gagasan teks pidato persuasif.

Praktik ini penting untuk dibagikan agar bisa menjadi referensi dan motivasi untuk rekan-rekan sesama guru, khususnya guru di SMP Muhammadiyah 2 Mlati dalam melakukan pembelajaran di kelas. Guru berperan sebagai perencana sekaligus pelaksana praktik baik ini, dimana selama proses pembelajaran guru tidak hanya menjadi sumber belajar, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator, pembimbing, dan evaluator.

Pemilihan Model PBL Atasi Masalah Teks Pidato Persuasif

Beberapa tantangan yang dihadapi saat mengimplementasikan metode pembelajaran berbasis masalah (PBL) di antaranya pertama, membutuhkan waktu dan tenaga lebih untuk merancang pembelajaran. Kedua, managemen waktu yang kurang sesuai dengan sintak pembelajaran. Ketiga, peserta didik terbiasa dengan model ceramah sehingga memerlukan arahan dalam pembelajaran. Keempat, kemampuan peserta didik yang berbeda-beda.

Pihak -pihak yang terlibat dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah  dosen pembimbing, guru pamong, kepala sekolah, guru (saya), rekan sejawat, dan peserta didik. Peran dosen dan guru pamong yang tiada hentinya membimbing serta dan mengarahkan terkait persiapan pemebelajaran. Peran guru sebagai subjek utama yang melakukan praktik . Rekan sejawat yang mengobservasi dan memberi masukan. Kepala sekolah berperan dalam memberikan izin dan memberi masukan. Peserta didik sebagai subjek yang dikembangkan kemampuannya.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yaitu pertama, mengidentifikasi masalah yang dihadapi baik melalui observasi, maupun berdasarkan hasil refleksi. Kedua, melakukan eksplorasi alternatif solusi, seperti literatur, dan wawancara. Ketiga,  menentukan solusi yang relevan untuk memecahkan masalah sesuai karakteristik peserta didik. Keempat, memilih model pembelajaran (PBL), menyusun rencana, dan mengembangkan perangkat ajar yang menarik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline