Lihat ke Halaman Asli

Trump Penyelamat atau Penjahat?

Diperbarui: 17 November 2016   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu, keresahan mulai muncul dibanyak element masyarakat. Tidak hanya di dalam Negara adikuasa tersebut tetapi menyebar hingga ke luar negeri tak terkecuali Indonesia. Semua keresahan itu timbul akibat pendapat yang dikeluarkan oleh Donald Trump saat berkampanye, Donald Trump disebut oleh masyarakat AS bahwa tidak pantas untuk memimpin Amerika karena dirasa tidak adil kepada semua element masyarakat.

Seperti yang kita tahu bahwa Donald Trump dikenal sebagai pemimpin yang rasis, dia tidak segan untuk melakukan apa saja yang dia pikir dapat membuat negaranya maju. Seperti komentarnya “We hate Muslims, we hate blacks, we want our great country back.” (kami benci orang muslim, kami benci orang kulit hitam, kami ingin Negara hebat kami kembali seperti dulu), itulah hal yang disampaikan tim pendukung Donald Trump saat berkampanye, sontak hal tersebut menuai banyak reaksi tidak mengenakan dari berbagai pihak yang menentang statement nya.

Mungkin pemikiran Donald Trump muncul karena dua element tersebut memang mempunyai andil besar dalam tindak kriminal di Amerika, sebagian besar penjahat dan gangster di Amerika adalah mereka yang berkulit hitam. Oleh sebab itu di amerika kadang orang berkulit hitam di cap sebagai orang jahat. Umat muslim juga dibenci oleh Donald Trump, karena sudah banyak insiden bom dan penembakan yang dilakukan umat muslim bergaris keras yang terjadi tidak hanya di Amerika tetapi di seluruh dunia. Umat muslim dianggap pembawa masalah dan tidak pantas untuk tinggal di Amerika. Hal – hal itulah yang membuat Donals Trump membenci orang kulit hitam dan umat muslim.

Donald Trump juga berencana untuk tidak melegalkan bagi orang kulit hitam dan orang muslim untuk tinggal di Negaranya. Tetapi hal tersebut ditentang oleh banyak pihak karena hal tersebut bisa memicu perang dengan Negara lain atau bisa memutus hubungan luar negeri dengan Negara lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline