Lihat ke Halaman Asli

Penjelasan Ilmiah di Balik Fenomena "Ketindihan"

Diperbarui: 19 Juli 2023   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sleep paralysis, atau lebih dikenal dengan istilah "ketindihan", adalah suatu fenomena dimana seseorang tidak dapat bergerak dan atau berbicara selama beberapa saat setelah bangun dari tidur, ataupun ketika akan beranjak tidur. Fenomena ini umumnya terjadi selama beberapa detik hingga beberapa menit. 

Oleh masyarakat, seringkali fenomena "ketindihan" dikaitkan dengan aktifitas mistik yang melibatkan kekuatan supranatural, hingga berkembang menjadi cerita dan legenda. 

Dewasa ini, sudah ada penjelasan ilmiah bagaimana "ketindihan" mungkin terjadi pada seseorang. Kondisi ini dapat terjadi pada segala rentang usia, akan tetapi lebih besar kemungkinan dialami oleh orang orang dengan kondisi tertentu termasuk Insomnia, gangguan stress pascatrauma (PTSD), dan kecemasan. 

Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan probabilitas seseorang mengalami sleep paralysis, seperti faktor usia, keturunan, pola tidur, kram kaki saat malam, dan penyalahgunaan obat obatan.


Berbagai Jenis Ketindihan

Umumnya, "ketindihan" dibagi menjadi dua jenis:

Hypnopomic sleep paralysis

Pada kebiasaanya, tubuh akan mengalami dua fase pada saat tidur, yaitu NREM (non-rapid eye movement) dan REM (rapid eye movement). Fase NREM akan dimulai ketika tubuh mulai merasa rileks, sehingga memungkinkan mata anda terpejam. Maka setelah tahapan ini, tubuh akan memasuki fase REM.

Memasuki fase REM, maka mata akan bergerak cepat, sesuai dengan namanya. Pada saat ini juga, mimpi akan mulai muncul, selama proses ini seluruh otot tubuh dinonaktifkan hingga tidak memungkinkan bagi seseorang untuk menggerakan tubuhnya. Apabila anda terbangun pada fase REM, maka anda akan mengalami fenomena "ketindihan".

Sebagai dampak dari terbangunnya seseorang pada fase REM, otak menjadi tidak siap untuk mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh untuk segera bangun, sementara orang tersebut sudah membuka mata dan terjaga dari tidurnya. Selama mengalami fenomena ini, umumnya seseorang akan merasakan tekanan yang membuat orang tersebut kesulitan bernapas. Adapun yang mengalami pengelihatan akan sosok lain, yang merupakan halusinasi sebagai akibat dari fenomena "ketindihan". Kejadian ini yang seringkali dikaitkan dengan kekuatan magis atau supranatural.

Hypnagogic sleep paralysis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline