Oleh, Fabian J Manoppo
Fenomena meraih gelar setinggi tinggi nya di Sulawesi Utara saat ini menunjukkan suatu kondisi yang baik, mulai dari gelar master sampai doktor. Terlihat dimana para pejabat kita berlomba lomba mengikuti jenjang pendidikan lanjut selain para tenaga pendidik baik guru maupun dosen.
Kondisi yang baik ini tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat dimana semakin meningkat tingkat intelektual masyarakatnya maka diharapkan disana akan lahir karya karya ilmiah yang bermanfaat dan bahkan menjadi karya monumental dari para intelektual baik yang bergelar master maupun doktor yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Sulawesi Utara.
Walaupun jumlah professor dan doktor di Sulawesi Utara masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk kira-kira masih dibawah 1000 orang namun pertanyaan yang muncul saat ini sejauh mana pertanggungan jawab moral para professor dan doktor di Sulawesi Utara dalam memberikan kontribusi nyata karya ilmiah yang bisa bermanfaat langsung bagi masyarakat di Sulawesi Utara, salah satu bukti nyata hingga saat ini hampir tidak terdengar adanya karya karya monumental yang dibuktikan dengan penerimaan penghargaan seperti hak paten dll dari lembaga lembaga penilai baik nasional apalagi internasional. Bahkan sangat miris terdengar bahwa di Sulawesi Utara tercatat memiliki koleksi profesor dan doktor Plagiat atau tidak melalui proses yang sebernarnya.
Dari sisi moral pertanggungan jawab secara akademik tentunya ini sangat memprihatinkan, apa yang menjadi alasan sehingga para professor dan doktor di Sulawesi Utara masih terbelengu dengan kondisi seperti ini sehingga tidak mampu menghasilkan karya karya monumental, menurut saya ada beberapa hal antara lain :
- Sistem pendidikan kita yang masih memberi peluang sehingga untuk memperoleh gelar dapat ditempuh dengan cara cara yang tidak sesuai dengan norma norma etika moral pendidikan
- Motivasi serta persepsi keliru dari masyarakat Sulawesi Utara yang cenderung melihat dan mengapresiasi gelar daripada kapasitas ilmu serta karya karya nyata
- Keliru dalam pemahaman bidang ilmu sehingga dalam studi lanjut sering tidak linear mulai dari S1,S2 dan S3 yang penting bergelar Doktor bahkan ada yang sudah bergelar professor atau doktor masih kuliah Doktor atau kuliah sarjana bidang ilmu yang lain. Rasanya sulit menjadi ahli atau pakar jika bidang ilmu yang diambil tidak linear.
- Kondisi dunia penelitian di Sulawesi Utara yang masih kurang kondusif lebih bersifat project oriented serta masih terjadi KKN untuk mendapatkan profit finansial pribadi maupun kelompok daripada tujuan akhir dari penelitian yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi para professor dan doktor yang masih memprihatinkan seperti gaji dan minimnya anggaran penelitian
- Sistem pendidikan kita yang sejak dari TK yang sangat kurang dalam pengembangan daya nalar dan inovasi serta menumbuhkan sejak dini rasa ingin tahu terhadap suatu kejadian,masaalah dimana lebih banyak menghafal serta menyelesaikan suatu kuota materi pelajaran daripada pada uraian detail dari setiap kasus2 serta pembuktian masalah masalah yang ada yang langsung dibuktikan dengan praktek praktek dilapangan.
- Tidak tersedianya,kurangnya buku buku yang ditulis oleh para intelektual yang menulis dan menurunkan lengkap riwayat,sejarah, proses perhitungan dari setiap rumus,kejadian,fenomena dari setiap ilmu yang diajarkan.
- Minimnya rangsangan,kompetisi ilmiah yang seharusnya dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga lembaga terkait yang mengakibatkan timbulnya rasa malas,masah bodoh serta tidak peduli dengan lingkungan.
- Munculnya rasa bangga berlebihan serta merasa sudah pintar setelah mendapat gelar professor dan doktor sehingga menjadi malas untuk melakukan penelitian padahal tanpa disadari ilmu pengetahuan setiap detik mengalami perkembangan yang sangat pesat jadi dengan kata lain malas untuk melakukan upgrade bidang keahlian.
Untuk merobahnya maka semua yang disampaikan diatas paling tidak harus diberi perhatian dan mulailah dilakukan perubahan secara perlahan dari sekarang, karena untuk mendapatkan hasilnya dibutuhkan suatu kerjasama serta kerja keras, kesadaran dan kemauan yang tinggi dari semua pihak terkait terutama pemerintah dan pelaku pendidikan disemua level mulai dari TK sampai perguruan tinggi.
Bagi para professor dan doktor berikanlah sesuatu karya ilmiah yang bisa bermanfaat dan dirasakan langsung oleh masyarakat karena ilmu adalah merupakan anugerah yang indah dari Yang Maha Kuasa yang dititipkan kepada kita semua.
Saran lain perlu adanya satu grand design antara pemerintah dan lembaga pendidikan dalam merancang suatu model pendidikan yang bisa menghasilkan karya karya penelitian yan monumental dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Karya karya penelitian yang telah kita lakukan tidak akan berarti apa apa jika itu hanya digunakan untuk kenaikan pangkat atau mendapatkan keuntungan pribadi semata.
Demikianlah sekilas menjawab pertanyaan judul diatas kenapa para professor & doktor di Sulawesi Utara kurang menghasilkan karya ilmiah monumental ?, masih ada hal hal lain juga tapi paling tidak sesuai dengan pengamatan penulis beberapa hal diatas adalah penyebab terjadinya masalah ini. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H