Teleskop Luar Angkasa James Webb telah membuka cermin emas raksasa pada Sabtu, 8 Januari 2022. Setelah dua minggu diluncurkan, observatorium luar angkasa paling kompleks di dunia ini memiliki cermin terbesar yang pernah dibuat oleh NASA. Cermin yang terlalu besar untuk dimuat ke dalam roket ini dirancang dengan rangkaian bergerak yang dapat melipat seperti origami. Ketika terbuka, cermin ini tersusun atas 18 cermin heksagonal yang lebih kecil yang bisa memanjang hingga 6,5 meter. Cermin ini memungkinkan observatorium ini untuk menerima lebih banyak cahaya dari benda-benda luar angkasa.
Teleskop Luar Angkasa James Webb adalah teleskop inframerah besar dengan cermin utama berukuran 6,5 meter. Teleskop ini menjadi observatorium utama yang akan mempelajari setiap fase dalam sejarah alama semesta. Awalnya, Teleskop Webb diberi nama Next Generation Space Telescope, tetapi diganti menjadi nama seorang administrator NASA, James Webb. Kekuatan teleskop kolaborasi NASA, ESA, dan CSA ini kekuatannya 100 kali lebih besar dari Teleskop Hubble, dengan biaya sekitar 10 triliun USD atau sekitar 155 triliun rupiah. Teleskop ini diluncurkan pada 25 Desember 2021 dengan roket Ariane 5 dari Spaceport Eropa di Guyana Perancis. Instrumen ini dikalibrasi dengan lingkungan luar angkasa dan disiapkan untuk mengambil gambar dan data.
Teleskop bekerja seperti sebuah ember yang menerima cahaya dari planet, bintang, dan galaksi. Cahaya ini hujan turun ke Bumi, atau dalam kasus Teleskop Webb, luar angkasa, dan teleskop akan menerima cahaya itu sehingga bisa dilihat oleh manusia. Cahaya terus bergerak, sehingga Teleskop Webb dapat melihat cahaya dari masa lalu hingga 13,5 milliar tahun untuk melihat galaksi pertama yang terbentuk setelah big bang. Sebagai teleskop terkuat yang pernah dibuat, teleskop ini diharapkan untuk bisa menemukan pengetahuan baru mengenai planet dan benda lain di tata surya, serta membandingkannya dengan planet ekstrasurya. Selain itu, teleskop ini juga diharapkan bisa mempelajari setiap fase dalam sejarah alam semesta, seperti pembentukan Big Bang, pembentukan tata surya, serta evolusinya.
Teleskop Luar Angkasa James Webb bekerja dengan melihat sinar ultraviolet serta cahaya tampak yang dipancarkan objek luar angkasa dengan resolusi dan sensitivitas yang belum pernah digunakan sebelumnya. Berbagai sensor di Teleskop Webb mengukur energi dan mengirim data ke observatorium di bumi, di mana peneliti dapat mengolah data tersebut hingga bisa dilihat oleh mata manusia. Dengan teknik yang disebut spektroskopsi transmisi, observatorium akan memeriksa cahaya bintang yang disaring melalui atmosfer planet untuk mempelajari komponen kimiawinya.
Pengetahuan manusia mengenai alam semesta yang kita tinggali ini masih sangat sedikit. Peluncuran Teleskop Luar Angkasa James Webb menandakan era baru untuk pengetahuan dan observasi manusia dalam dunia ini. Sebagai Teleskop terkuat yang pernah ada, diharapkan teleskop ini bisa menjadi pintu bagi manusia untuk terus belajar mengenai alam semesta kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H