Lihat ke Halaman Asli

Ini Rahasia

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lalau bagaimana mungkin aku bisa cepat lupa pada sebentuk wajah yang kutau disusun oleh cinta (juga)?

Lelaki yang pernah kutitipkan hati,tiada pernah ia mengetahuinya.

Lelaki yang hampir tiga tahun selalu membuat saya bersemangat menalikan sepatu,merapikan baju lalu menderu melawan angin untuk tiba secepat kilat disekolah.
Meski hari itu fisika dan kimia hampir menewaskan saya.

Bertemu diparkiran. Ada sosok tinggi menjulang. Bagiku menggemaskan.

Tak pernah habis ku memperolok-olok. Tanganmu panas,ingin menerpaku. Sonta aku berlari gesit. Ah,kau mengejarku seperti orang tua memarahi anaknya.

Ternyata,disitu letak salah satu bahagia saya.

Ternyata cerita tak habis sampai disitu. Masih ada ratusan hari yang tak terjamah memori.


Tahun kedua mengenalmu. Ternyata semua tak sesederhana itu.
Aku tahu,aku mengerti,aku juga paham. #eaaa

Lanjutkan kawan,demi bahagiamu yang hakiki..

Duhai,andai kau tahu bahwa saya juga berusaha lupa,berusaha amnesia.
Tapi. Ah,sayang seribu sayang. Waktu tak sependek itu.
Aku sempat berharap pada purnama kesekian,kita bisa duduk bersama.Menikmati tepi batas Tanjung Kalian.
Saya rindu sekali kamu, bukan tentang kita bertemu.
Ah,entahlah., Bahkan saya sempat lupa punya harapan seperti itu dahulu.
(231011)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline