Lihat ke Halaman Asli

Seperti Ini Rasanya,Ada Tapi Tak Teraba

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kadangkala ada suatu masa yang mati suri dalam ingatan,

Berkelebat sesaat namun jelas sekali…

Seperti ini rasanya,ada tapi tak teraba,,
Terasa namun sesunyian..
Dalam dekap yang semestinya..

Saya ini manusia loh,,
Bahkan kadang-kadang lebih peka dari yang sebenarnya.Tapi saya peka yang senyap. Peka yang diam namun memperhatikan. Peka yang gelap namun kadangkala mampu menangkap cahaya.. Bahwasanya getar-getar itu memang seharusnya ditiadakan. Ah,dengan kata lain ganti saja jadi mode silent. Biar.Biar saya..

Meski begini. Kalau boleh tahu, ini sembuh sakit saya yang kesekian..

Ternyata penyakit dalam itu memang lebih akut sekali dibandingkan dengan penyakit yang kelihatan borok diluarnya..ckckck

Apalagi bebarusan..

Hmm..

Dengan begitu lebih baik kamulah yang remove saya.. Karena sesakit apapun saya,saya ga bisa block kamu atau unfoll kamu. Saya heran,adakah manusia seperti saya dan selain saya.

Tanpa sadar,kamu hampir mencelakai saya loh. Saya menjerit,tapi mulut saya hanya bisa bergerak tanpa bersuara. Kata-kata yang terlisankan itu malahan jadi sulit dicerna, Abstrak. Alhasil saya jadi runyam sendiri. Dan pasti,lagi-lagi untuk malam yang keberapa saya menyimpan semuanya sendiri.

Dalam ambang batas sadar dan normalnya saya. Mengapalah saya enggan,padahal waktu selalu dan terus saja mendesak..

Haaaahh…

Geram dan rumit yang sengaja disimpan sendiri tentu lebih njelimet ya.. Lebih gimana gitu.hehehe. Sudahlah sudahh..

Ya,kalau begitu kamu anggaplah saya ini lebay atau gimana. Tapi memang inilah adanya kok,saya tak pernah bisa mengungkapkan yang semestinya. Cukuplah tersirat saja :)

Yang pasti,saya sudah bisa kuat,tak serapuh dulu,tak seringkih dulu.. Ah,sudahlah.
Yakinkan kepada saya kalau kamu baik-baik saja. Cukuplah cukup.

Meski bahagia yang sebenarnya bagi saya adalah bisa sama-sama tersenyum denganmu..

Tapi duhai,
sayang yang kesejuta.hahaha.

Tak bisa.

Ah,saya jadi tak enak hati pernah meminta bantuanmu,mungkin itu memberatkanmu ya…

Untuk masa yang sekarang duhai penggulir waktu,bisakah kau juga secara perlahan mendorong saya,,menekan saya agar saya tak selalu ingat..
Bisakah kau lebih cepat menggelinding agar masa-masa yang menjenuhkan itu tak usah berlama-lama menguntitku…
Kadang-kadang aku terharu sendiri.

Bagaimanalah ini..

Miris mungkin,tapi ini nyata dan bukanlah mengada-ada..

Bagi saya ini biasa-biasa saja..
Buktinya dari segi fisik saya taka pa-apa,telah terbiasa dan biasa-biasa saja.

Terlalu naïf memang,tapi kalau tidak begini.

Terus menerus saya akan berbalik menusuk jiwa saja sendiri.

Ah,saya tak ingin mati bunuh diri..

Demi masa,,bisakah kau tawar agar tak menghujamku..

Kadang-kadang aku baru saja sembuh,

Tapi mesiu it bertubi-tubi kalu lemparkan kembali..

Ckckck.

Meradang..

Ah,masih panjang cerita,,,

Mungkin bermil-mil lajunya..

Kecepatan konstan,berada dalam jalur lintas timur Sumsel-Lampung..

Malam galau yang kesekian..

Jangan dinikmati.

Demikianlah -_-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline