Menumbuhkan sikap toleransi beragama sejak dini adalah investasi masa depan. Dengan menanamkan nilai-nilai saling menghormati dan menghargai perbedaan sejak kecil, kita membentuk generasi yang hidup rukun dan damai.
Anak-anak adalah pemimpin masa depan. Dengan menanamkan nilai toleransi sejak dini, kita membentuk generasi pemimpin yang mampu membangun Indonesia yang lebih harmonis dan damai.
Bayangkan dunia tanpa perbedaan. Membosankan, bukan? Justru perbedaanlah yang membuat hidup ini berwarna.
Madrasah atau sekolah merupakan salah satu tempat untuk menempa karakter toleransi beragama bagi anak didik. Setidaknya madrasah berupaya berinovasi secara real memahamkan tentang toleransi dengan cara yang fun. Bagaimana mengamalkan ajaran "bagimu agamamu dan bagiku agamaku" dalam kehidupannya hari ini dan esok.
MI Darul Huda Tambak agung yang berlokasi di Kabupaten Mojokerto dalam kurikulum merdeka tahun 2024 ini mengambil tema P5, Kebhinekaan. Dimana siswa kelas 1 ditanamkan karakter beriman, bertakwa pada Tuhan YME dan berakhlak mulia, serta ber Kebhinekaan global. Akhlak mulia salah satunya dalam wujud toleransi.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang diajarkan toleransi cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih terbuka dan empati. Mengajarkan anak-anak untuk menghargai perbedaan agama sejak dini adalah cara kita mempersiapkan mereka untuk hidup dalam keberagaman.
Bekerjasama dengan komunitas Gusdurian Mojokerto, madrasah sangat terbantu dalam kegiatan pengenalan tempat ibadah di lingkungan Mojokerto. Hal ini disebabkan sejalan dengan program unggulan Gusdurian, yaitu Jalan Tol atau Jalan-Jalan Toleransi. Pada tanggal 20 November 2024, selisih 4 hari sesudah peringatan Hari Toleransi Internasional anak-anak dapat bersilaturrahmi dengan pemuka agama secara langsung. Tempat yang dikunjungi anak-anak diantaranya Klenteng Hok Sian Kiang, Gereja Immanuel, dan Vihara Sasana Bhakti Trowulan Mojokerto.
Perjalanan Outing class yang sangat berkesan. Hal ini karena sambutan pemuka agama sangat hangat. Pihak Klenteng memberikan bingkisan kepada rombongan sebagai oleh-oleh. Sementara perhatian pimpinan Vihara tak kalah antusias mengenalkan ikon patung Budha Tidur yang terkenal paling besar se Indonesia. Selain itu, Pendeta Gereja Immanuel berharap anak didik mereka juga dapat mencontoh siswa MI Darul Huda, dapat saling berkunjung untuk menjalin persaudaraan antaragama.