Lihat ke Halaman Asli

Berita: Upaya Rehabilitasi DAS Bedadung untuk Mengatasi Banjir dan Kekeringan di Jember

Diperbarui: 27 Juli 2024   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DAS Bedadung di Desa Antirogo Kec. Sumbersari (22/7)/dok. pri

Jember, 23 Juni 2024- Daerah Aliran Sungai (DAS) Bedadung, yang terletak di Kabupaten Jember dengan luas 1,258,00 km, menjadi salah satu dari 108 DAS Prioritas Nasional untuk rehabilitasi hutan dan lahan. Berdasarkan data dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia (2009), DAS Bedadung meliputi wilayah pada koordinat 07°57’11,96” – 08°25’3,14” Lintang Selatan dan 113°26’1,93” – 114°1’13,44” Bujur Timur. DAS ini memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekosistem, mengatur siklus air, dan menyediakan sumber daya air untuk berbagai sektor seperti pertanian, kebutuhan domestik, perikanan, industri, kehutanan, dan pariwisata.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, DAS Bedadung menghadapi dua masalah utama: banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Bakhtiar dan Kurniawan menyebutkan dari 2019 hingga 2022, banjir melanda kecamatan-kecamatan di bagian hilir Jember, seperti Kaliwates, Rambipuji, Patrang, Sumbersari, Kalisat, Pakusari, dan Jelbuk. Sebaliknya, saat musim kemarau, kekeringan merajalela, menyebabkan gagal panen di kecamatan Panti, Sukorambi, Patrang, Rambipuji, Arjasa, dan Jelbuk.

Masalah ini mengindikasikan adanya kerusakan tanah di bagian hulu DAS Bedadung. Untuk itu, upaya rehabilitasi yang mencakup reboisasi, penghijauan, serta konservasi tanah dan air baik secara vegetatif, agronomis, struktural, maupun melalui manajemen yang terintegrasi, menjadi sangat penting. Penduduk sekitar muara, yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, mengandalkan Sungai Bedadung sebagai jalur utama untuk mencari ikan di laut selatan.

Berbagai pihak terkait kini sedang mengkaji dan melaksanakan berbagai langkah strategis untuk memperbaiki kondisi tanah dan lahan di DAS Bedadung termasuk para akademisi. Langkah-langkah yang dilakukan diharapkan dapat mengurangi dampak banjir dan kekeringan serta memastikan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya air di wilayah Jember baik hulu maupun hilir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline