Lihat ke Halaman Asli

17 Maret

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala kutatap wajah teduhmu
Saat kulihat mata sayumu
Ada do'a terhampar luas mengharu biru
Bahkan memori ini tak cukup untuk mengingat segala pengorbananmu

Ahad pagi dunia begitu syahdu
Tuhan hingga kini masih memberi waktu ibadah untukmu

Ahad pagi dunia begitu syahdu
Inilah hari lahirmu
Hari di mana penghuni langit menyaksikan muhasabah hidupmu

Maaf jika selama ada hadirku, aku menyusahkanmu
Memberi goresan luka pada kalbu
Menambah letih jasad dan pikiranmu
Hingga  memori ini tak cukup untuk mengingat segala pengorbananmu

Ahad pagi dunia begitu syahdu
Kukirim sepotong ucapan tanda hari lahirmu
"Ibu selamat ulang tahun nggih, semoga tetap menjadi istri dan ibu yang sholihah"
Tak lama kau balas pesan singkatku
"Terima kasih hadiahnya,ibu sayang kamu"

Ahad pagi dunia begitu syahdu
Usai membaca untaian kata-katamu
Air mata dan do'a bernyanyi indah mengalunkan lagu kasih dan rindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline