Lihat ke Halaman Asli

Kisah Sufi

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Alkisah hiduplah seorang sufi pengembara ditemani oleh seorang muridnya.  Mereka berjalan melintasi beberapa desa dan kota, sampai pada suatu hari sang sufi dan muridnya tiba di sebuah kota tak bernama, kota gila, kalau ia bisa di namai.  Seisi kota penuh dengan kekacauan, namun anehnya penduduk kota yang gila ini melihat kepada sang sufi dan muridnya dengan pandangan yang aneh, sedikit takut nampaknya.

Sang sufi, dengan kebijaksanaannya, memutuskan untuk menetap di kota tersebut, rengekan dari sang murid tidak dia hiraukan, dia hanya berkata : "kau akan belajar sesuatu muridku...kau akan belajar sesuatu..." Ada sebuah sungai yang mengaliri kota tersebut, airnya jernih dan menggoda, sungai ini adalah sumber kehidupan kota ini, mandi, minum dan sebagainya, sungai ini adalah satu-satunya pemandangan yang indah bagi mata yang memandang, seolah airnya yang jernih memanggil orang-orang untuk sekedar merendam kaki atau bahkan mandi di kejernihan kelok-keloknya yang menggoda.  Sang sufi, lagi-lagi dengan kebijaksanaannya yang misterius, melarang muridnya untuk mendekati atau bahkan meminum airnya, larangannya bahkan sangat keras, "lupakan air itu, atau kau boleh lupakan aku" ujar sang guru dengan wajah serius. Waktu berlalu hingga pada suatu hari sang guru tiba-tiba menghilang, muridpun mencari kesana kemari, namun jejak sang guru telah sirna... Langkah gontai kaki sang murid tanpa terasa telah sampai di pinggiran sungai berair jernih, sejenak ia tercenung, teringat pesan sang guru yang dihormatinya, kemudian dengan pasti ia merendam kakinya sampai sebatas mata kaki, sejuk...begitu pikirnya, ia maju selangkah lagi, sampai kebetisnya, ia terus maju, air sungai sudah sampai kedadanya, hatinya berdetak keras, adrenalin memompa semangatnya, campuran antara rasa takut dan penasaran. Bersamaan tarikan terakhir napasnya ia mulai menyelam, air sungai yang jernih melingkupinya, kemudian....dengan rakus ia meminum air sungai tersebut...manis...."selesai sudah" fikirnya getir... "toh, gurupun entah dimana.." Sang murid muncul di permukaan dengan tubuh basah, ia menunggu sesuatu yang dia kira akan terjadi, namun tak terjadi apapun...kemudian dia mulai melihat orang-orang yang selama ini dia pikir gila, ternyata mereka tidaklah segila yang yang dia kira...penduduk kota tersebutpun sekarang memandang dirinya tidak dengan raut muka yang aneh, mereka memandang dirinya seolah dia baru terlepas dari suatu penyakit, mereka sekarang sangat bersahabat dengan dirinya, menepuk punggung dan bersalaman, bahkan ada yang mengucapkan "selamat datang kembali" meskipun dengan sedikit bingung ia mengangguk-angguk, kemudian dia mulai sadar "ini pasti karena aku sudah meminum air sungai itu" Terlintas pertanyaan dalam benaknya, tentang guru, sungai dan penduduk kota, pertanyaan yang tidak pernah mampu dia jawab...

----ooOoo----

- Sebuah penceritaan ulang secara bebas dari satu kisah sufi, sebagai sebuah perenungan tentang kesadaran dan kegilaan pada bulan suci ramadhan....semoga para pemimpin negara ini disadarkan akan kegilaannya yang luar biasa...

- image  http://sheokhanda.wordpress.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline