Lihat ke Halaman Asli

Mudik Sarana Cari Jodoh?

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik sarana cari jodoh?

Gimana enggak, pada saat mudik, banyak silaturahmi. Otomatis sarana ketemu kenalan-kenalan baru. Mungkin dari tetangga, saudara, dsb....

Pada saat mudik, banyak juga yang emang udah ngincer "kecengan" lama (bahasa jaman kapan nih ya :P). Yang dulu diliat gak menarik bisa jadi kinclong, baik bagi para pemudik maupun yang dikampung. Pada saat mudik juga banyak yang memutuskan ngikut sang jodoh kekota atau bahkan pilih menikah dan menetap dikampung.

Sebelum tersangkut dengan perjodohan, Fenomena mudik, ternyata sangat baik dari sisi ekonomi. bagaimana tidak, tradisi setahun sekali ini mungkin merupakan satu-satunya sarana mengalirnya uang secara serentak dari kota besar ke daerah-daerah.“Bank Indonesia memperkirakan nilai transaksi yang terjadi sepanjang masa mudik tersebut mencapai Rp 89,4 triliun, yang dibawa sekitar 22 juta pemudik.”

Ini juga yang mungkin membuat daya tarik perjodohan semakin tinggi. Konon, faktor kesiapan ekonomi akan menjadi salah satu penilaian calon mertua, iya gak sih? Moga-moga aja gak jadi tolak ukur utama pemilihan calon mantu. Materi kan belum tentu menjamin kelanggengan rumah-tangga, apalagi kalo sang anak gadis enggak mau truz dipaksa kayak jaman Siti Nurbaya.

Yang jelas mudik merupakan suatu fenomena yang dinanti, baik tua maupun muda, apalagi yang memang udah niat cari-cari jodoh dikampung sendiri...

ehm, bagi sebagian pemuda, gadis dikampung lebih menarik, masih lugu (asal gak gampang dikibulin yah..hehe), belum terkontaminasi pergaulan bebas dan kapitalisme perkotaan...belum lagi alasan ngobrol yang lebih nyambung karena satu kampung...hayo siapa yah punya pengalaman kayak begitu?...met cari jodoh ya :)

salam mudik…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline