Lihat ke Halaman Asli

True Story Pengalaman Berobat ke LN

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Lagi seru wacana berobat ke LN, nimbrung yuuk...

Ini pengalaman ipar-ku, yang suatu ketika sakit di Jakarta, gejalanya cukup mengerikan, darah keluar terus-menerus dari mulut akibat pembuluh darah yang pecah-pecah. Badan sangat lemas dan lunglai. Sebentar-sebentar pingsan.

Setelah 7 hari opname, keadaan hanya sedikit membaik. Dari diagnosa Ahli darah di RS paling terkenal di Jakarta Selatan, dia menderita sejenis kelainan darah. karena Trombosit-nya mendadak sangat2 rendah, bisa hanya 1/4 dari orang normal! Sejak saat itu dia harus meminum sedikitnya 7 macam jenis obat. Vonis yang mengerikan datang kemudian, bahwa kemungkinan sembuh sangat kecil, harus ketergantungan obat.  Harus pula infus trombosit terus-menerus.

Saya masih inget, kami dipanggil oleh sang Dokter -kebetulan belum ada wakil keluarga yang hadir-, menawarkan satu solusi. Katanya ditemukan obat baru untuk sakit semacam ini di Amerika. Namun belum pernah dicobakan di Indonesia. Dia bilang ada harapan tinggi untuk sembuh dengan obat ini. Otomatis saya mengiyakan dan langsung komen "nanti saya coba konfirmasi dengan keluarga".

Namun belum sempat menyampaikan rencana tersebut, sang Dokter bilang lagi, tapi harga obat dan perawatan ini cukup mahal. "Berapa biayanya Dok?" tanyaku penasaran.... "sekitar 1 M"...wah seperti petir di siang bolong...mahal amat ya??  "gak ada alternatif lain Dok?" ..."setahu saya gak ada" jawabnya.....lemas dan bingung-lah saya mau menyampaikan hal ini kepada keluarga...

Singkat cerita, setelah diskusi, ipar-ku diputuskan ortu-nya untuk dibawa berobat ke Penang, Malaysia, berdasar masukan dari keluarga besar dan teman2 ortu-nya di Medan. Dibawa dengan hati was-was dan perlakuan khusus di pesawat, setelah berobat bbrp hari disana, dia berangsur sembuh.

Yang paling melegakan, dokter sana bilang kepada ibunya: "Jangan khawatir Bu, memang dia ada sedikit kelainan darah, tapi bukan berarti dia tidak bisa hidup normal, bahkan mungkin umurnya akan lebih panjang dari kita-kita"...Statement yang sangat melegakan!

Cuma memang dia gak boleh terlalu cape'. Yang hebatnya lagi, semua 7 pil yg harus dia minum, dihentikan semua oleh Dokter tersebut, kecuali satu saja. Alhamdulillah hingga kini dia tetap sehat, bahkan ber-aktivitas sangat padat, menjadi dosen di bbrp universitas di Medan.

Cerita diatas tidak bermaksud menganjurkan berobat ke LN. Paling tidak cobalah cari 2nd opinion. Namun, patut dipertanyakan, apakah tingkat kepercayaan pasien yang berobat ke LN boleh jadi lebih tinggi?

Bagi orang awam seperti kita, Dokter bak malaikat penolong.... Dokterlah salah satu profesi yang saya kagumi dan saya harapkan selalu jadi cerminan kemanusiaan yang tersisa di era materialisme ini .  Kasus2 malpraktek dan pemberian obat yang berlebihan menjadi PR bagi IDI. Seringkali mereka "silence victim". Sales-sales obat yang berkeliaran di RS, semoga tidak mengganggu kerja para Dokter, untuk memberikan yang terbaik bagi para pasien-nya.

Salut buat para Dokter Indonesia yang berjuang di pelosok2 negri.... yang masih menjunjung etika dokter, berjibaku menyembuhkan tanpa menjadikan materi sebagai tujuan utama....berat memang..

Salam Indonesia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline