Lihat ke Halaman Asli

Cinta Sendiri

Diperbarui: 17 Juni 2017   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kisah kata dari sebilah belati.
Ada yang mati disini, disana menjadi abadi.

Menghunus mata, bibir berucap pada hati. Kita lalu menjadi sendiri, kelu, pilu, dan malu tersipu.

Pelangi jingga menjadi rasa mengiringi senja. Rasa yang mana ucapnya?

Pada hati yang terbagi, tak akan pernah ada janji. Semua itu semu. Cinta sendiri, tegur sapa pada yang berlari.

Aku yang ada disini, sementara menata keping-keping hari bersama rajutan mimpi. Kita memang tak akan pernah bersandar menuju tepi, tak akan. Apalagi jika hanya menuruti imaji.

Sisanya, bagaimana nanti ketika tak ada sekat dalam ruang yang semakin lara. Atau rindu yang hanya mengisi sudut gelap melankolia kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline