Lihat ke Halaman Asli

Erika Olivia Vineta

Designer Grafis, Video Editor

Peran Penting Manajemen Konflik Dalam Organisasi sebagai Kunci Kesuksesan

Diperbarui: 24 Juli 2021   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian Konflik

Dalam kehidupan sebuah konflik pasti tidak akan pernah lepas dan selalu terjadi di kehidupan kita sebagai manusia. Kehidupan yang selalu berubah pasti menimbulkan sebuah konflik. Timbulnya sebuah konflik tentu sangat mempengaruhi kondisi secara psikologis. Faktor-faktor yang menimbulkan sebuah konflik di dalam dunia nyata yaitu tidak menyenangkan, seperti ketakutan, kecemasan, perasaan bersalah, terluka hatinya, penyesalan, trauma dan sebagainya.

(Hurlock, 1980) berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat emosi yang disebabkan oleh tekanan sosial dalam menghadapi situasi yang baru. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup secara individu tanpa bantuan orang lain. Keadaan itulah yang dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa harus menimbulkan sebuah konflik. Sedangkan (Cummings, PW 1986) menjelaskan bahwa konflik merupakan sebagai suatu proses yang interaksi sosial dimana dua orang atau lebih, atau dua kelompok atau lebih, berbeda atau bertentangan dalam pendapat atau tujuan mereka.

Banyak orang yang berpendapat bahwa  konflik merupakan suatu hal yang  negatif, namun tidak demikian bahwa konflik itu bersifat netral sekaligus dapat membangun seperti yang dikemukakan oleh (Nicocetra,1997) bahwa bagaimanapun, konflik itu sendiri netral. Cara orang mengelola konflik, sebaliknya, adalah indikasi dari kemungkinan hasilnya.

Studi Kasus

Sebagai salah satu studi kasus berdasarkan fakta yang digunakan yaitu PT Freeport Indonesia. PT Freeport Indonesia memperjakan karyawan lokal dengan total dua ribu karyawan dan kontraktor yang hampir tiga puluh ribu karyawan. Namun dengan demikian, di dalam perjalanan sebuah proses produksi di perusahaan sering timbul mengenai konflik yang disebabkan oleh tuntutan mengenai gaji, jamsos, buruh, dan lain-lain. Tuntutan ini sudah ada sejak lima tahun terakhir yang dilakukan oleh para karyawan terhadap manajemen yang menyimpang melakukan korupsi dan tidak profesional sehingga menimbulkan konflik yang berkepanjangan.

Ironisnya permasalah yang terjadi di PT Freeport Indonesia sudah terlalu lama tidak terselesaikan dengan baik dan cenderung menemui jalan buntu. Kegagalan dalam menyelesaikan konflik internal perusahaan ini, menekankan sebuah bukti bahwa manajemen PT Freeport Indonesia tidak mampu mengatasi konflik yang ada dan manajemen konflik yang dimiliki tidak berjalan dengan baik.  Konflik yang terjadi karena banyak faktor seperti penindasan, penghilangan hak karyawan, diskriminasi bahkan pembatasan aspirasi yang melibatkan sebuah militer. Tentu bukti ini menjadi sebuah kegagalan manajemen dalam mengatasi konflik yang ada sehingga konflik yang terjadi cenderung berlarut-larut. Sumber ( Lumintang, J.,Suwu A.A. E. (2015). Konflik Antara Serikat Pekerja dan Manager di PT Freeport di Kabupaten Mimika Provinsi Papua).

Opini Penulis

Penulis beropini bahwa pihak manajemen PT Freeport Indonesia tidak mempunyai sebuah penyelesaian konflik yang baik dan kualitas manajemen konflik yang ada di perusahaan sangat buruk. Jika manajemen konflik yang ada di perusahaan PT Freeport Indonesia tidak diperbaiki secara benar dan dikelola secara profesional, maka konflik yang akan terjadi tetap berlarut-larut walaupun PT Freport Indonesia merupakan salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia.

Dengan ketidakmampuan menyelesaikan konflik internal yang terjadi akibat kualitas manajemen konflik yang buruk, sebesar apapun perusahaan jika internal di dalam perusahaan masih bermasalah maka dapat menghambat kinerja perusahaan untuk meningkatkan sebuah kapasitas produksi yang ada. Dikarenakan perusahaan tanpa pekerja atau karyawan maka sudah dipastikan perusahaan itu tidak akan jalan, itulah mengapa jika terjadi konflik antara karyawan dengan pihak pemangku kegiatan di perusahaan harus dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya diskriminasi.

Dengan begitu jika konflik dapat teratasi dengan baik sekaligus pihak manajemen bersikap profesional dalam menangani sebuah konflik internal di dalam perusahaan tentunya kesuksesan perusahaan semakin meningkat dan kinerja perusahaan juga akan terus bertumbuh tanpa adanya hambatan-hambatan yang dapat mengancam operasional perusahaan untuk berkembang ke depan. Maka dari itu untuk saran dari penulis sebaiknya PT Freeport dapat lebih meningkatkan lagi mengenai kualitas manajemen konflik dikarenakan perannya sangat penting guna kemajuan perusahaan berkelanjutan.

ERIKA OLIVIA VINETA (200401072097 / UNIVERSITAS SIBER ASIA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline