Lihat ke Halaman Asli

Ezen Zenal Mutaqin

Guru SD Negeri Sindangsari

Pelukan Semesta untuk Jiwa yang Sabar

Diperbarui: 5 Desember 2023   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di dalam keheningan malam yang lembut,
Terbentang langit, tempat bintang-bintang berdendang.
Jiwa yang sabar, mengarungi waktu yang berputar,
Menunggu rahasia semesta yang akan terungkap.

Pelukan semesta, lembut merayapi hati yang tegar,
Menyusuri lorong-lorong kegelapan,
Namun jiwa yang sabar, tetap berdiri kokoh,
Sebagai penjaga api kecil di dalamnya.

Setiap detik menjadi nyanyian,
Yang dinyanyikan oleh waktu yang berlalu.
Pelukan semesta mengirimkan pesan tersirat,
Kepada jiwa yang sabar, bahwa sabar adalah kunci.

Di antara bintang-bintang yang gemerlapan,
Tersemat harap, diubahkan menjadi impian.
Pelukan semesta, seperti senja yang merangkul mentari,
Menyampaikan kehangatan pada jiwa yang sabar.

Hujan rintik-rintik melodi penghibur,
Mengiringi langkah-langkah kesabaran.
Pelukan semesta menjadi pelipur lara,
Bagi jiwa yang sabar, tumbuh bunga-bunga kasih.

Jiwa yang sabar, seperti pohon yang teguh,
Akar-akarnya menggenggam kuat bumi.
Pelukan semesta, sebagai hadiah yang abadi,
Bagi mereka yang tak pernah lelah menanti.

Lewat malam dan terbit fajar,
Pelukan semesta merajut kisah kehidupan.
Jiwa yang sabar, seperti elang yang menjulang tinggi,
Menatap langit, menangkap arti kehidupan.

Di setiap getaran waktu yang tak terhingga,
Pelukan semesta menjadi pemeluk terakhir.
Jiwa yang sabar, menerima kehadiran takdir,
Sebagai bagian dari irama semesta yang abadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline