Lihat ke Halaman Asli

Ezen Zenal Mutaqin

Guru SD Negeri Sindangsari

Anganku di Station Kereta Api Bandung Part 2

Diperbarui: 31 Oktober 2023   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar dari kabarpenumpang.com

Marko memandang jendela kereta api yang meluncur dengan mantap. Jalur rel membawanya kembali ke kota Tasikmalaya, di bawah langit yang mendung. Baru saja dia berpisah dengan Lyra di Stasiun Bandung. Pertemuan singkat itu seharusnya membangkitkan semangatnya, tetapi ada sesuatu yang tidak beres.

Saat Lyra berbicara, matanya memancarkan cahaya yang samar-samar terlihat suram. Senyumnya, yang biasanya ceria, terlihat terpaksa. Marko mencoba membuang jauh kecurigaannya. Mungkin saja Lyra hanya lelah atau mungkin ada sesuatu yang mengganggunya.

Namun, setiap langkah kereta api semakin mendekat ke rumahnya, kegelisahan di hati Marko semakin besar. Ia bertanya-tanya apakah ini adalah akibat dari cinta jarak jauh yang membuat mereka bosan, atau apakah ada sesuatu yang Lyra sembunyikan.

Setibanya di Tasikmalaya, Marko tidak bisa menahan rasa ingin tahu lagi. Ia mengambil teleponnya dan menekan nomor Lyra. Suara di seberang saluran terdengar ragu.

"Marko... Maafkan aku jika aku agak terdiam tadi," kata Lyra dengan suara lembut.

"Lyra, kau tahu bahwa kau bisa berbagi apa saja denganku, kan? Aku ingin tahu apa yang terjadi, apa yang kau rasakan," Marko berkata dengan lembut.

Lyra terdiam sejenak sebelum akhirnya berbicara, "Sebenarnya, Marko, aku merasa sedikit terjebak dalam rutinitas ini. Cinta jarak jauh ini membuatku merasa terisolasi. Terkadang aku merasa kehilangan semangat."

Marko menghela nafas lega mendengar bahwa ia bukan satu-satunya yang merasakan kebingungannya. Mereka berdua sama-sama mengalami kerinduan dan kelelahan dari jarak yang memisahkan.

"Mungkin kita perlu mencari cara baru untuk mempertahankan hubungan kita," saran Marko. "Mungkin lebih sering video call atau membuat rencana untuk bertemu lebih sering."

Lyra tersenyum, "Aku setuju, Marko. Aku rindu melihat wajahmu tanpa harus melalui layar ponsel."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline