Lihat ke Halaman Asli

Perawat dipandang sebelah mata

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Dunia kesehatan saat ini sudah sangat maju pesat dalam berbagai hal. Tentu itu didukung oleh kecanggihan teknologi dan para petugas kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, bidan, dan lain-lain. Masing-masing dari profesi kesehatan mempunyai deskripsi kerja yang berbeda-beda sesuai kode etik masing-masing. Dengan kerja sama yang baik, maka bidang kesehatan pun akan semakin baik. Namun, sadarkah anda bahwa orang yang berperan besar dalam pelayanan kesehatan adalah perawat. Profesi yang selama ini hanya dipandang sebagai “pembantu” dalam pemenuhan kebutuhan pasien.

Memangnya perawat kenapa?

Dibalik tugasnya yang memang harus membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien, perawat sangan berperan penting dalam kesembuhan pasien. Bila perawat yang melayani pasien tidak profesional, maka pemenuhan kebutuhan kesehatan pasien pun akan terganggu. Obat yang bagus dan dokter yang hebat pun akan tidak berpengaruh bila perawatannya salah. Jadi, peran perawat sangatlah besar dalam proses penyembuhan. Tanpa kita sadari, perawat sebenernya mengemban tugas yang berat. Mereka harus bisa menjadi seperti seorang dokter, apoteker, psikiater, psikolog, teman, dan lain-lain. Hal itu karena perawat memang harus memeriksa atau mendiagnosa, menyarankan obat, menjadi tempat curhat, memberi nasehat pada pasien, menemani pasien, bahkan hingga menjadi tempat pelampiasan pasien yang marah.

Di Indonesia, sosok perawat sangatlah kurang bagus. Dan kebanyakan hanya tahu bahwa perawat itu “suster”, padahal ada juga perawat laki-laki yang bernama “bruder”. Tentu itu karena banyak faktor yang membuat sosok perawat menjadi buruk di pandangan masyarakat. Salah satunya adalah pendidikan perawat itu sendiri. Saat ini, kebanyakan perawat di Indonesia hanya lulusan akademi saja atau dengan kata lain lulusan D3. Dengan begitu, ilmu mereka kurang dan derajat dengan rekan kerja pun lebih rendah. Maka dari itu perawat hanya disepelekan. Tapi sekarang, banyak perawat yang lulusan S1 dan memang diharuskan seluruh perawat melanjutkan pendidikan hingga S1 dan mengambil gelar keprofesian, yaitu “NERS”. Selain itu, perawat juga ada pendidikan S2 dan spesialisnya. Sehingga, perawat pun menjadi sederajat dengan petugas kesehatan lainnya.

<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Harusnya bagaimana?

Contoh kasus, sebenarnya perawat harus bisa menyarankan pada dokter obat apa yang baik bagi pasien, cara pengobatan yang cocok bagi pasien, dan tindakan lainnya, karena perawat bertugas untuk mendiagnosa dan menganalisa keseluruhan dari pasien, baik fisik maupun batin pasien tersebut. Misalnya, bila ada pasien yang sedang putus asa. Walaupun dokter mengatakan dia baik-baik saja, tapi pasien tersebut tetap merasa bahwa dia sakit. Hal yang seperti ini dapat dirawat agar perasaan itu tidak ada lagi. Selain tugas seorang psikiater dan psikolog, di sini perawat juga dapat berperan untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien tersebut agar menjadi sehat seutuhnya atau dengan kata lain sehat jasmani dan rohani. Bahkan, orang yang sudah divonis mati pun harus tetap dilayani oleh perawat untuk memenuhi kebutuhannya agar tetap semangat dan bisa meninggal dengan keadaan damai. Karena di sini, tugas dokter hanya memeriksa biologisnya saja, atau seorang psikolog hanya dari psikologinya saja. Tapi bagi perawat, belum tentu orang sehat dibilang sehat bila orang tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan prinsip perawat yang harus mendiagnosa pasien dilihat dari biologisnya, sosialnya, psikologisnya, dan spiritualnya.

Survei membuktikan Indonesia adalah salah satu negara yang paling merendahkan seorang perawat. Karena stigma-stigma dan kesadaran masyarakat yang belum bisa melihat segala sesuatunya dengan hati, tidak hanya dengan mata saja. Jika dibandingkan dengan di luar negeri, sebut saja Jepang, Amerika, Australia, dan lain-lain, di sana perawat merupakan salah satu profesi yang membanggakan. Bahkan gajinya tidak kalah dari seorang dokter sekalipun. Karena mereka tau peran perawat sangatlah penting dalam pelayanan kesehatan. Ini sama halnya dengan pelayanan pendidikan di Indonesia yang masih menjadikan “pahlawan tanpa tanda jasa” sekalipun sebagai angin lalu. Hal ini terbukti dengan banyaknya guru yang tidak sejahtera.

Dengan kata lain, perawat adalah petugas medis yang memang paling banyak jasanya dalam menjalankan tugas-tugasnya. Tanpa panggilan jiwa, seorang perawat akan sulit melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal inilah yang menjadikan stigma tentang perawat kurang bagus di masyarakat. Jadi, berpikirlah dua kali bila anda berpikiran jelek terhadap perawat, karena dibalik semua itu, mereka mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar dalam pelayanan kesehatan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline