Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Golput Pada Masyarakat Indonesia

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu legistlatif telah berlalu dan sebentar lagi kita akan melaksanakan dan memilih Presiden dan Wakil Presiden baru pada 9 juli 2014. Ada 2 calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) yaitu Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung oleh Partai Gerinda, PAN, Golkar, PPP, PKS, dan PBB. Sedangkan satu pasangan lagi adalah Jokowi-Jusuf Kalla yang diusung oleh partai PDIP, NasDem, PKB, Hanura, dan PKPI.

Ada fenomena yang tak pernah hilang dari masyarakat Indonesia pada setiap gelaran pemilu atau pesta demokrasi, yaitu Golongan Putih yang biasa kita sebut dengan Golput. Golput adalah sekelompok orang, golongan atau seorang yang tidak menggunakan hak suaranya dalam pemilu baik pemilu presiden, legislatif, maupun pemilu kepala daerah.  Di masyarakat Indonesia angka golput pada setiap tahunnya makin menigkat.

Banyak faktor yang menyebabkan angka golput setiap tahunnya meningkat, yaitu :

Pertama, kurangnya kesadaran masyarakat bahwa memilih pemimpin adalah hal yang tidak terlalu penting dibanding mereka harus meninggalkan pekerjaan dan mata pencarianya.

Kedua, tidak ada figur yang cocok dengan visi dan misi yang diinginkan masyarakat. Dan tidak ada figur yang dianggap mampu mensejahterakan atau merubah kehidupan mereka. Sehingga masyarakat memilih untuk golput.

Ketiga, banyak masyrakat yang tidak dapat undangan padahal mereka mempunyai KTP daerah tersebut. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih baik diam dirumah daripada harus datang ke TPS.

Keempat, tidak masuk dalam daftar pemilih tetap, lalu tidak mau untuk mengurus dan datang ke kelurahan, karena dianggap hanya membuang-buang waktu saja.

Kelima, banyaknya calon pemimpin yang hanya mengobral janji-janji pada masyarakat. Namun ketika sudah menjadi pemipin mereka lupa akan janji-janji yang pernah di janjikan.  Hal ini membuat masyarakat menjadi merasa dkhianati dan dibohongi. Sehingga masyarakat memilih golput karena rasa tidak percaya terhadap pemimpin atau pemerintahan yang sebelumnya.

Keenam, banyaknya wakil rakyat atau anggota DPR yang tidak memberikan contoh yang baik pada masyarakat, sehingga masyarakat menganggap para wakil rakyat tak lebih baik dari dirinya(masyarakat).

Banyak solusi untuk mengurangi angka golput. Untuk mengurangi angka golput tidak hanya pemerintah yang harus berperan. Peran masyarakat disini sangat dibutuhkan. Karena tanpa kesadaran masyarakat untuk tidak golput. Cara apapun yang akan dilakukan oleh pemerintah akan sia-sia

Dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan pemilu presiden 9 juli 2014. Sebagai warga negara Indonesia yang peduli terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Mari kita memilih pemimpin yang akan memipin bangsa kita selama 5 tahun ke depan. Yang akan menentukan arah bangsa kita. Dan yang akan mentukan kebijakan-kebijakan, progam-progam untuk kesejahteraan masyarakat. Satu hal lagi, pilihlah presiden dan wakil presiden yang mempunyai visi dan misi yang sama dan dianggap mampu membawa bangsa ini ke arah yang lebih maju, serta berdampak terhadap kesejahteraan hidup kita yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline