Lihat ke Halaman Asli

Mamuth

teman bagi jiwa-jiwa yang bersahabat

Membongkar Judi Bertopeng Agama

Diperbarui: 15 Agustus 2024   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@x.com/m_nur_maulana

Bagi penyelenggara, perjudian merupakan salah satu cara meraih keuntungan besar dalam waktu singkat. Sedangkan bagi para pelaku, perjudian adalah keberuntungan. Namanya keberuntungan, hanya segelintir orang yang disebut pemenang yang bisa mendapat keuntungan dengan pengorbanan yang sedikit. Selebihnya, kebanyakan pelaku akan menelan kekalahan.

Namun begitu, perjudian selalu mampu menarik minat banyak kalangan. Tak peduli sopir taksi atau pegawai negeri. Pengangguran atau kuli bangunan. Semua bisa terjerumus dalam perjudian. Parahnya, besarnya hadiah yang dijanjikan bagi pemenang, membuat banyak orang addict berjudi. Sampai-sampai kehilangan segala yang dimilikinya. Apalagi ada beragam bentuk dan cara yang dilakukan penyelenggara untuk menyamarkannya.

Di warung-warung kecil penjual jajanan, bisa saja kita temukan unsur-unsur perjudian. Seperti jual kacang berhadiah rokok dan mi instan. Kacang-kacangan dikemas palstik kecil disusun rapi dan ditempelkan di selembar kertas tebal. Di dalamnya disertakan kupon. Lalu pada bagian atas lembar kertas tadi berderet macam-macam hadiah dengan mencantumkan sepotong kecil kertas bertuliskan angka. Pembeli akan mengambil bungkusan kacang, membuka kupon, dan mencocokan angka yang tertera dengan yang tercantum pada deretan hadiah. Tentu saja kebanyakan pembeli hanya mendapat kupon kosong tanpa tulisan serta beberapa butir kacang sebagai pelipur lara. 

Jarang sekali orang yang bisa berhenti. Kecenderungannya, satu kali orang melakukannya, selamanya ia akan ketagihan. Kegagalan demi kegagalan, kekalaham demi kekalahan, akan semakin menambah besar untuk terus melakukanya. Dan levelnya pun bisa terus meningkat. Mungkin awalnya orang cuma senang judi kacangan, namun seiring waktu bisa saja ia bermain dengan nominal yang lebih besar. Hingga ia bangkrut, benar-benar jatuh miskin semiskin-miskinnya.

Diantara yang paling tersamarkan, perjudian berbalut belanjalah yang paling terselubung. Apalagi bertopeng agama, seperti yang diiklankan oleh dai kondang Ustad Maulana: 

"Jama'aaaah...

mau dapat umroh gratis, ga?

mulai sekarang, BELANJA TERUS Di #*@^$^@*#"

Belanja berhadiah umroh. Yeah... Sangat menggiurkan.

Dari segi hukum mungkin saja tidak melanggar. Penyelenggara tidak bisa ditutntut di pengadilan. Namun secara moralitas, sang da'i sudah merusak mentalitas bangsa. Orang yang semestinya, membangun karakter yang baik, justru malah menhancurkan. Ustad itu secara harfiah ialah guru, dan sebagai guru ia bertanggungjawab mendorong jama'ah, yang menjadi muridnya, untuk hal-hal yang positif. Bukan menjerumuskan pada hal-hal negatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline