Lihat ke Halaman Asli

Nasib Baik Buruk Jakarta di Tangan Pilkada

Diperbarui: 15 April 2017   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: wuski.or.id

Indonesia telah menentukan siapa yang berhak duduk di kursi kepresidenan dalam jangka waktu 5 tahun, beliau Ir. Joko Widodo. lalu siapa yang menentukan sosok yang berhak menduduki kursi ibukota sebagai gubernur yang menentukan kelangsungan hidup warga Jakarta, dialah Pilkada. maka, nasib baik buruk Jakarta di Tangan Pilkada. apakah Pilkada esok dan kemarin sama saja? masih sama, karena melibatkan warga jakarta untuk menentukan pilihan melalui skema Pilkada dengan datang ke TPS dan centang atau coblos tanda gambar kandidat, yang sekarang tersisa dua pasangan, jadi lebih mudah menentukan siapa yang bisa membawa Jakarta lebih baik. apakah Jakarta sebelumnya dalam nasib buruk? selama warga Jakarta merasakan kehadiran sosok pemerintah yang peduli kepada warganya yang mengalami kesusahan, salah satunya korban banjir yang setiap tahun selalu mengalami bencara serupa. Kedua pasangan ingin terus melakukan presentasi tentang program kerja dalam debat yang dilakukan berkali-kali hanya dengan satu tujuan. memberikan warganya untuk berkesemapatan menilai siapa yang bisa menyelesaikan masalah Jakarta.

Apa yang membedakan Jakarta dulu dengan sekarang? sekarang Jakarta mengalami perkembangan dalam hal teknologi, banyak daerah terus berlomba membuat daerahnya menjadi smart city. keuntungan bagi warganya untuk lebih mudah mendapatkan akses internet, wifi, untuk setiap kegiatan kerja setiap harinya sehingga tidak menjadi kendala bagi mereka yang berkarya, khususnya para muda yang setiap hari tidak lepas dari gadgetnya. Yang dibutuhkan oleh jakarta adalah pemimpin yang tidak gagap teknologi, melainkan lebih mahir dalam membaca perkembangan teknologi, dengan membuat program yang memberikan peran penting bagi warga jakarta yang sibuk kerja tidak jauh dari penggunaan gawai. ada yang bilang bahwa di Jakarta kecepatan internetnya lebih cepat daripada daerah lain, itulah kelebihan ibukota. ini yang membuat daerah lain terus menunjukkan kemampuan untuk membuat smart city. apa daerah mu sudah menjadi smart city?

bagaimana kalau ibukota sudah menjadi smart city, tapi banjir yang menjadi bencana setiap tahun masih terjadi. mana yang lebih penting, melihat Jakarta berada di dataran rendah dan rawan banjir. ketika sedang banjir, yang terjadi instalasi Jakarta lumpuh total, karena listrik mati. apakah ini yang disebut smart city? untuk saat ini, daerha disebut berhasil apabila sudah dapat mewujudkan konsep smart city di daerah mereka, meskipun korbannya adalah banyak daerah yang tidak dapat menampung air lebih besar mengakibatkan daerah terpencil mengalami banjir. ada perdebatan yang seru kemarin, Jakarta mau dibuat rusun atau setapak demi setapak. Kalau di negara China, secara garis besar banyak yang membangun rumah secara bertingkat itu masuk dalam konsep rumah rusun. Alasannya adalah kemungkinan besar karena jumlah penduduk china terus meningkat dan dengan rusun dapat menjawab persoalan itu, sehingga warga mendapatkan tempat tinggal yang layak dengan sistem bertingkat, anda sebagai warga jakarta setuju yang mana?

setiap orang dihadapkan pada pilihan seperti nasih jakarta mau baik atau buruk, mau pasangan Ahok Jarot atau Anies Sandiaga Uno. Pilkada yang menentukan semua itu, dan warganya sebagai pelengkap untuk memberikan suara kepada kedua pasangan calon, dan salah satunya berhak memegang tonggak kekuasaan Jakarta selama 5 tahun ke depan. Mau perubahan atau perbaikan, perkembangan atau penyusutan. semua tergantung pada kedua pasangan calon yang sudah membawa berkas kerja berupa program yang yakin dapat memberikan sumbangsih lebih pada pembangunan jakarta lebih baik. Sejarah akan mencatat Pilkada 2017 yang terdiri dari 3 pasangan calon, Agus Sylvie, Ahok Jarot, dan Anies Sandiaga, mereka berlaga dengan strategi masing-masing. Bagaimana kalau salah satu dari kedua pasangan gagal di Pilkada? paling tidak program kerja yang kalah bisa menjadi penunjang bagi yang menang untuk menata kembali jakarta yang lebih baik, itu bagian dari pendewasaan sikap dalam menghadapi Pilkada Jakarta, bukan demikian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline