Lihat ke Halaman Asli

Adakah Cara Selain dengan Membakar Hutan, Wahai Inovator ?

Diperbarui: 25 Oktober 2015   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hutanku yang Hijau, Permata Bumi selain Lautan yang Biru by Saktyawan

Ada sekalian banyak orang menyatakan diri sebagai seorang invator, orang yang mencintai berbagai hal yang bersifat inovasi, perubahan yang entah itu bersifat baik maupun buruk itu perkara mudah, bukan begitu wahai inovator. Sekarang coba jelaskan, adakah cara selain dengan membakar hutan ketika lahan tersebut akan beralih fungsi menjadi bangunan karena itu bagian dari proyek baik swasta maupun negeri.

Yang mana, setiap melakukan pembangunan ada visi dan misi yang semua itu ada untung dan rugi. Jika dalam proses pengambil alihan lahan dan ahan tersebut masih terdapat hutan yang cukup lebat, yang menyatakan diri sebagai inovator, dapatkah menjawab dengan lantang. Bahwa ada cara lain untuk melakukan pembersihan pepohonan yang tumbuh di lahan tersebut selain pembakaran. Padahal, para inovator juga berkeinginan untuk menjaga alam. Bagaimana visi dan misi para inovator? Apakah bertolak belakang atau berbanding lurus dengan para investor yang sudah siapkan dana untuk proses pembangunan, setelah selesai perkara pembersihan lahan dari hutan yang lebat.

Kekayaan alam di suatu negara masing-masing setidaknya itu di jaga. Karena sekarang sudah eranya penghancuran, saling menghilangkan apa yang ada di alam ini salah satunya hutan. Maka, dampaknya bisa melihatnya dengan jelas, terjadi berbagai macam bencana alam seperti tanah longsor yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban yang berada di sekitar area tersebut. Ketika melakukan pembakaran hutan, yang dapat persetujuan dari pemerintah maupun tidak karena pemerintah pun tidak akan tahu jawaban seperti apa yang harus dikatakan, ketika melakukan pembersihan hutan, apakah ada cara lain selain pembakaran hutan yang dapat dengan cepat selesai dalam kurun waktu singkat. Apa mungkin dengan melakukan penebangan liar?

Berarti beban biaya yang dikeluarkan pemilik lahan, jadi membengkak karena harus mempekerjakan sekian ribu orang untuk melakukan penebangan. Kan ada inovator, yang suka inovasi mereka punya visi dan misi menjaga alam, membersihkan hutan tanpa membakar lahan, penebangan liar, lantas dengan cara apa? Masih belum dapat menjelaskan, benar kan bung? Sekarang mencari inovator mudah sekali, cepat sekali, tidak menunggu waktu, karena semua dapat memberikan inovasi perubahan yang baik yang dapat dilakukan dan menghasilkan hal yang positif. Lantas jawabannya apa, ketika ada tugas bagaimana cara membersihkan lahan dalam kondisi hutan yang lebat karena ada maksud akan ada pembangunan baik yang dilakukan negeri maupun swasta? Masih belum dapat menjawabnya.

Dahulu, tidak ada yang berkeinginan melakukan pembakaran hutan. Tidak ada, karena semua mata pencaharian bercocok tanam. Memanfaatkan lahan yang cukup luas tanpa harus membakar atau menebang hutan. Tidak ada, pemikiran main bakar begitu saja. Karena mereka tahu dampak yang mereka dapatkan jika melakukan hal tersebut. Alangkah baiknya, melakukan penanaman tanaman yang bersifat produktif, atau memelihara hewan ternak yang dia juga membutuhkan alam, baik rumput liar maupun lainnya. Kalau pohon, dapat juga mereka manfaatkan untuk pembangunan rumah layak huni, jika sudah perlu melakukan reboisasi, penghijauan nantinya dapat dimanfaatkan oleh generai penerus. Kalau generasi penerusnya, pemikirannya hanya pembangunan saja. Selamat datang global warming, pemanasan global karena wilayah hijau di bumi sudah semakin sulit ditemukan.

Jangan Cuma membaca saja wahai inovator, temukan cara yang dapat menjadi temuan paling berarti. Kalau mempelajari manusia, memang bisa dapat temukan lebih mudah, orang itu galau, sering bermasalah, tapi kalau mempelajari alam. Sudah tidak punya waktu sepertinya, karena sibuk sama orang lain, ini kan masuk bisnis. Bukan begitu bung? Ini bukan salah kapitalisme, itu hanyalah konsep yang diberlakukan oleh sekelompok orang yang dijalankan dalam suatu negara yang akibatnya memang tidak jauh dari pengaruh kapitalisme. Merubah gaya hidup, pemikiran manusia lebih modern, hal yang bersifat lama tidak mau sama sekali, karena kita manusia modern, bukan begitu mister inovator.

Inovasi itu perlu sekali, apalagi dengan kondisi asap yang merupakan limbah dari kebakaran hutan. Ini merupakan moment paling penting, adakah kepedulian, tidak perlu peduli. Adakah orang yang memberikan pemikiran soal asap yang terus saja mengapung di atas langit, mudah orang sekitar menghirup udara yang semestinya bukan zat yang harus mereka gunakan untuk bernafas, inovator harusnya melakukan percobaan untuk menghilangkan asap, caranya membersihkan lahan selain dengan cara liar seperti pembakaran hutan dan penebangan pohon secara liar. Adakah cara lainnya, maaf kan tidak ada waktu ya. Sekarang lagi memikirkan hal lainnya, seperti menyalahkan orang. Kalau sudah ketika orang yang disalahkan benar disalahkan banyak orang yang mendukung, inovator bahagia sekali. Sekarang tinggal menampilkan dirinya, dan menyatakan yang memberi beritu itu siapa lagi coba, lihatlah sendiri. Tampil dengan glamour biar tampil mempesona.

Nanti menjadi bahan perbincangan, dalam 2 sampai 3 bulan, dapat pekerjaan dia jadi artis, selebritis. Makin dikenal bukan, hebat. Itulah inovator sekarang ini, hanya ingin mendapatkan popularitas bukan keaktifan dalam menanggulangi permasalahan yang sekarang mereka hadapi bersama. Coba tengok, yang mengalami bencana asap saudara kita. Yang melakukan pembakran juga saudara kita. Yang engkau salahkan juga saudara kita. Lantas, itukah yang harus dilakukan. Giliran negara lain yang mengalami bencana, semua pada ribut ikut berkomentar sungguh kasihan sekali mereka, harus menderita seperti itu. Lantas di negaranya sendiri yang mengalami bencana asap, tak ada waktu untuk memberikan perhatian. Jawabnya, kan sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah? Asyik, terus inovator diam saja, begitu. Ya juga, kan lagi sibuk cari masalah lain biar jadi populer begitu, benar pencapaian karir. Lebih tinggi, maka tingkat sosialnya semakin di atas orang-orang rendahan.

Hanya satu yang sangat negara harap dari para orang sekarang tinggal di negaranya. Dapatkah dirimu melindungi negaramu dari berbagai bencana, kan sama-sam untung. Negara semakin baik di mata negara lain, juga semua para penghuni jadi semakin sejahtera, bukan pada materi tetapi pada penghidupan yang bersama dengan alam. Hasilnya, udara makin sejuk, ketika membuka mata terlihat hijau, tak ingin menutup mata ini sampai malam hari yang membuat sibuk diri untuk mencari keindahan pada pagi hari tadi, terlihat berjajar gunung dengan hutan yang rimbun. Salam hijau dari bumiku, sang inovator jangan komentar saja, apa perubahanmu?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline